Monday, 5 October 2015

Efek Negatif dan Positif Minuman Kopi

Rasanya jarang dengar di Indonesia, orang yang tidak suka kopi. Kopi yang mengandung kafein memiliki efek negatif dan positif bagi kesehatan. Berikut ini kami akan berbagi info mengenai beberapa efek negatif dan positif kopi, pertama kami akan bagikan Efek Positif Kopi : 
  1. Kopi dapat mengurangi resiko terkena penyakit Alzheimer. 
  2. Kopi dapat mengurangi resiko terkena pengakit Parkinson. 
  3. Kopi dapat membantu meningkatkan memori jangka pendek manusia. 
  4. Hal ini terutama disebabkan karena kafein yang dikandungnya bereaksi secara kimia menstimulasi dan membantu kita untuk menangkap dan fokus terhadap informasi yang diterima lebih baik untuk jangka pendek tertentu. 
  5. Kopi dapat membantu meredakan sakit kepala, Kandungan kafein dapat membantu meningkatkan efek obat-obatan yang berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit sementara seperti aspirin, midol dan excedrin. Banyak dari obat sakit kepala dan migran mengandung kafein dalam jumlah kecil. 
  6. Kopi merupakan efektif antioksidan. 
  7. Kopi merupakan diuretic yang baik. Minum kopi membuat orang lebih sering buang air kecil. Ini bagus untuk membantu tubuh membuang semua zat-zat ataupun kandungan yang sudah tidak diperlukan lagi oleh tubuh. 
  8. Kopi juga membantu mengurangi resiko terkena batu ginjal. 
Ternyata banyak efek positif kopi ya, coba sekarang liat Efek Negatif Kopi : 
  1. Kopi dapat menyebabkan constipation atau susah buang air besar. 
  2. Kopi menyebabkan karang gigi dan gigi menjadi kuning bia dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Kopi itu tidak berbahaya bagi kesehatan namun, itu di peruntukkan untuk orang yang tidak mengidap darah tinggi dan wanita hamil. Sekarang kita jadi tau baik dan buruknya meminum kopi, tapi intinya sesuatu yang berlebihan pasti buruk atau banyak negatifnya. Baca juga post tentang efek negatif sering meminum susu, semoga bermanfaat.

Saturday, 3 October 2015

Pentingnya Doa untuk Anak

Harapan orang tua kepada anaknya kadang sungguh besar, sehingga orang tua rela berkorban apa saja untuk anak yang ia sayangi, memenuhi kebutuhan pendidikannya, menjaga kesehatannya, merawat dan menjaganya hingga anaknya bisa mandiri. Tak lupa doa yang terus dilantunkan, “Ya Allah, jadikan anak-anakku anak sholeh dan sholihah yang berguna bagi bagi bangsa dan agamamu”. Atau seperti doa Nabi Ibrahim, “Ya Allah jadikanlah aku dan keturunanku orang-orang yang mendirikan sholat, Ya Allah kabulkanlah doaku”. (QS. Ibrahim: 40) Atau seperti doa Nabi Zakariyah, “ Ya Allah anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai”. (QS. Maryam: 5-6). Lantunan doa dari orang tua mempunyai pengaruh yang besar bagi kebaikan seorang anak, karena itulah Rosulullah telah memberi tuntunan bagi seorang suami yang ingin mendatangi istrinya untuk berdoa, agar keturunan yang Allah anugrahkan nanti terjauh dari dari keburukan yang disebabkan oleh setan. Nabi-nabi terdahulupun berdoa kepada Allah agar diberi keturunan yang dapat meneruskan ketaatan, menjadi hamba yang mendirikan sholat dan mempunyai keturunan yang diridhoi Allah. Dalam ayat di atas, salah satu dari sifat hamba Allah yang mendapat gelar Ibadurrahman adalah mereka selalu berdoa agar dianugrahkan istri dan keturunan yang menjadi penyejuk hati, dan menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. Ibnu Abbas mengatakan: “Maksud ayat itu adalah mereka meminta kepada Alah agar diberi keturunan yang mentaati Allah, sehingga menjadi sejuklah mata mereka karena ketaatan itu.” Kemudian dengan lebih jelas lagi Imam Ar-Rozi dalam tafsirnya menjelaskan: “Sesungguhnya tidak diragukan lagi bahwa maksud ayat ini adalah penyejuk mata dalam urusan agama, bukan dalam urusan dunia sama sekali, berupa harta dan kecantikan. Ini dari dua segi. Pertama: Mereka meminta istri dan anak yang sholeh di dunia, lalu mereka bersama-sama berpegang teguh dalam ketaatan itu sehingga mereka sampai di surga, lalu bertambah bahagialah mereka. Kedua: Mereka memohon untuk bertemu dengan istri dan anak keturunan mereka di surga, dan mereka bahagia di sana.” Betapa banyak orang tua yang kecewa dan menyesal lantaran anaknya yang sukses dengan kekayaan duniawi yang melimpah, namun jauh dari ajaran-ajaran agama. Yang selama ini ia didik hanya untuk sukses dalam mengejar prestasi dunia, dan lupa mengajarkan anak-anaknya untuk membaca Al-Quran, sholat dan ajaran agama yang lainnya. Tatkala menjelang wafat, anaknya tak mampu mensholatkan dan berdoa untuknya. Allah berfirman: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.” (QS. Al-Kahfi: 46) Dalam mendoakan anak, orang tua harus mewaspadai untuk tidak mendoakan keburukan bagi anak, apapun kondisinya, karena hal itu akanberbuah keburukan bagi si anak. Rosulullah bersabda: “Janganlah kalian mendoakan keburukan bagi diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan bagi anak kalian, tidaklah pada saat yang bertepatan dengan pemberian Allah maka doa itu akan dikabulkan.” (HR. Muslim).

Uang dan Uang

Uang, uang, uang, hampir semua orang ingin memiliki setumpuk uang. Mungkin dari sebagian besar kita beranggapan bahwa “ Tak ada hal apapun yang lebih berharga dibanding uang” Uang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita dalam tingkat tertentu. Jumlah uang yang kita miliki bisa mempengaruhi hubungan persahabatan, rumah tangga, kesenangan, dan kesehatan. Uang memang bisa memberi banyak hal kepada kita, kadang kita sampai terlena, sehingga uang bisa mengendalikan hidup kita. Masalahnya terletak pada ketidaksediaan kita menerima kebenaran tentang uang.“Uang memang bisa memberikan banyak hal kepada kita, namun tidak bisa memberikan satu hal, yaitu memberi kesenangan sejati yang timbul dari penghargaan terhadap diri sendiri, prestasi dan kepuasan hati.” Banyak hal di dalam hidup ini yang tidak bisa diselesaikan dengan uang, betapapun kaya diri kita. Dalam banyak kasus, memiliki lebih banyak uang, justru mencegah kita memperoleh berbagai hal penting bagi kita. Banyak orang kaya tampaknya tidak lebih bahagia dibanding orang dengan penghasilan sedang-sedang saja atau malah orang yang tidak punya penghasilan. Orang kaya tidak lebih banyak tertawa, tidak lebih sering melompat kegirangan, dan juga tidak lagi terbawa oleh hidup. Beberapa fakta jika kita lihat orang kaya di sekitar kita, mereka secara ukuran rasional justru ternyata jauh tidak merasakan bahagia yang seharusnya menyertai kekayaan mereka. Tentunya, kekurangan uang untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar membuat kita tidak bahagia dan tidak puas terhadap posisi hidup kita. Meskipun demikian, tidak berarti memiliki banyak uang akan benar-benar membuat hidup kita bahagia. Namun, pada umumnya makin banyak uang yang masuk di dalam hidup kita tidak akan membawa hidup kita melewati keadaan netral. Setelah kita melewati keadaan netral, kebahagiaan akan bergantung pada hal-hal yang tidak bisa dibeli oleh uang. Uang bisa menjadi sarana untuk menikmati hidup secara utuh, kekayaan akan meningkatkan hidup bila kita memiliki sikap yang sehat terhadap uang. Semestinya, kita memandang kekayaan sebagai sarana menuju tujuan akhir, bukannya sebagai tolak ukur harga diri kita sebagai individu sebagai hal yang sangat penting.