Showing posts with label Keris. Show all posts
Showing posts with label Keris. Show all posts

Tuesday, 9 July 2019

Pemilik Pusaka Harus Lakukan Ini | PENTING!!

Sikap Batin Pemilik Keris-Keris adalah karya senirupa yang indah. Keris juga mengandung falsafah jawa yang tinggi nilainya. Hal ini tergambar dalam bentuk dhapur dan motif pamornya yang merupakan doa dan harapan empu kepada pemilik keris. Maka dari itu, pemilik keris pusaka sepatutnya dan seharusnya adalah orang yang sudah matang jiwa spiritual nya.

Dalam kehidupan sehari hari, jika pemilik keris tidak disiplin menjalankan laku tirakat sebagaimana tergambar dalam kerisnya yang mengandung falsafah dan doa, maka keris miliknya itu hanya akan menjadi keris hiasan saja.

andryndrays.blogspot.com

Secara batiniah, laku tirakat yang selama ini dijalankan akan menjadikan kita untuk pasrah, berperilaku baik, dan selalu ikhlas menjalani takdir. Kita belajar dari filosofi keris. Mulai bilah sampai sarungnya mengandung nilai-nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Beberapa lelaku yang harus dijalani Pemillik Pusaka agar memiliki jiwa spiritual yang matang dan kuat / cocok memegang pusaka yaitu :
  • Dharma Brata yaitu lelaku yang mengutamakan asas manfaat diri untuk orang lain, diantaranya ialah mengutamakan kenyamanan orang disekelilingnya.
  • Dana Brata yaitu kerelaan dan keikhlasan menyisihkan apa yang kita miliki untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
  • Tarak Brata yaitu lelaku memilih dan memilah makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Selain itu juga janganlah kita mengejek atau memberikan komentar yang bersifat negatif terhadap semua makanan yang kita konsumsi.
  • Lelana Brata yaitu lelaku silaturahmi atau menyambung persaudaraan dan mudah memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
  • Tapa Brata yaitu lelaku yang bersifat pribadi antara manusia dengan Sang Pencipta sesuai dengan keyakinan yang dianutnya. Salam Rahayu
Itulah lelaku yang harus dijalani Pemillik Pusaka agar memiliki jiwa spiritual yang matang dan kuat / cocok untuk memegang pusaka. thanks so much udah sempat baca di Blog AndryNdray Semoga Bermanfaat, Amiin.

Wednesday, 3 July 2019

Rahasia Kebijakan yang Tersimpan pada Keris

Aspek Intangible Keris~Keris........ 
Rahasia Keris
Sinengker Karana Aris (Rahasia Kebijakan yang tersimpan) Keris dan Tosan Aji adalah warisan budaya yang spesifik didunia yang telah diakui Unesco.Dibalik sebuah keris, terkandung nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan...., jadi budaya keris tidak hanya dipahami dari trend bentuknya saja, tetapi keris juga harus dipahami secara intangible yang menyertainya seperti :

~ Aspek Sejarah Keris itu sendiri :Berawal dari Budaya di Jawa menyebar keseluruh Nusantara dan sebagian Asia Tenggara khususnya pada era kejayaan Imperium Majapahit dan sekarang telah menjadi warisan budaya dunia yang harus kita lestarikan bersama..........., 
Catatan tentang keris dapat ditemui didalam tulisan babat, legenda dan buku-buku padhuwungan yang secara ilmiah sumber-sumber penulisannya selalu berkaitan dengan artefak budaya seperti relief pada candi-candi di Jawa dan prasasti-prasasti peninggalan sejarah.......,
Pada masa perjuangan kemerdekaan, keris juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh sejarah pada jamannya seperti ken Arok, Pangeran Diponegoro, Jendral Soedirman dll.

~ Aspek Teknik Metalurgi :Nenek moyang kita tempo dulu ternyata telah menguasai ilmu metalurgi yang tinggi, terbukti dengan kemampuan mereka menyatukan bahan-bahan material pamor, besi dan baja serta beberapa logam yang heterogen dengan titik didih yang berbeda-beda hanya menggunakan cara tradisional.

~ Aspek Filosofi/Simbolisme :Pakem dibuatnya dhapur keris serta pamor sebagai pengharapan tercapainya tujuan dan harapan :Curigo manjing warongkoWarongko manjing curigoJumbuhing kawulo Gusti…….,Menyatunya pesi dengan ganja sebagai lambang bersatunya lingga dan yoni merupakan lambang kekuatan/lambang kelestarian/lambang keabadian dan lambang kesuburan.Keris juga kadang diberi tanda khusus oleh Mpu Pembuatnya sebagai lambang sandi terhadap hasilkaryanya.

~ Aspek Seni :Bentuk keris yang a-simetris dan unik merupakan seni keindahan yang tiada duanya didunia, apalagi keris-keris luk yang menggabungkan keindahan dengan usaha memaksimalkan fungsi teknis sebagai senjata tikam, serta motif-motif pamor dan rancang bangun yang dituangkan dalam media seni rupa.

~ Aspek Tradisi :Dalam masyarakat Jawa ada beberapa tradisi khusus terhadap keris yang selalu dijalankan secara turun-temurun misalnya di keraton Jogjakarta Keris Joko Piturun dianggap sebagai lambang legitimasi estafet kepemimpinan kerajaan…..,Pemberian keris kepada menantu laki-laki (kancing gelung) adalah sebagai tanda diikhaskanputrinya……,Tradisi pembangkitan/pengisian kembali tuah pusaka seperti pasupati/tumpak landep di Bali dan upacara sidhikara pusaka di Jawa dll.

~ Aspek Mistik :Bermula dari kebanggaan atas ditemukannya teknologi besi tempa yang dianggap sebagai anugerah dari dewa, maka pembuatan keris disertai upacara-upacarakhusus, akhirnya muncul kepercayaan bahwa Mpu Pembuatnya sakti, karena melahirkan senjata-senjataampuh untuk para Raja, Ksatria, bangsawan, petani dll,

~ Aspek Fungsi Sosial :Awal mulanya keris secara teknis berfungsi sebagaisenjata tikam, dalam perkembangan waktu berubah sebagai senjata piandel untuk mempertebal keyakinan / kepercayaan diri…………., dan dengan mulai majunya peradaban maka didalam lingkup sosial keris berfungsi juga sebagai penanda status sosial, kepangkatan, penggolongan profesi dan sebagai pelengkap busana, bahkan dalam perkembangan selanjutnya keris juga difungsikan sebagai cendera mata untuk persahabatan antar kerajaan.

Friday, 3 May 2019

Fungsi Dan Peranan Keris Dalam Masyarakat Jawa~

Beberapa Fungsi Dan Peranan Keris Dalam Masyarakat Jawa

1. Spriritual-Religius, keris pada mulanya merupakan sebuah sarana sesaji.Keris merupakan perlambang dan memiliki muatan-muatan religius yang dapat di lihat dari bentuk dapur (tiap-tiap rincikan) dan pamornya.Keris di anggap sebagai pertemuan antara sang guru bakal (pasir bsi dari bumi) dan guru dadi (batu meteor yang jatuh dari langit) sehingga merupakan satu konp yang mendasar dari bersatunya hamba dan Tuhannya (curigo manjing warongko jumbuhing kawula lan gusti) sebagai sarana sesaji hingga saat ini masih dapat di lihat pada upacara-upacarakeagamaan di Jawa dan Bali.

2. Psikologis, keris memiliki kekuatan motivasi dan dampak psikologis yang mempengaruhi perilaku.Keris merupakan sebuah aturan/norma/angger-angger yang tervisual, sehingga keris mampu mempengaruhi prilaku pemiliknya.Seseorang menjadi pemberani karena memiliki Keris Pasopati misalnya dalam Babad Tanah Jawi di ceritakan keberanian arya penangsang dengan keris Setan Kober nya.

3. Politik, memiliki peranan dalam percaturan politik kerajaan-kerajaan di Nusantara.Sumber-sumber sejarah banyak menceritakan peranan keris dalam politis kerajaan di tanah jawa,misalnya PakuBuwono 2 sesudah perjanjian Giyanti th 1756 memberikan keris Kyai Kopek padaMangkubumi untuk mengakui kedaulatan Kasultanan Yogyakarta, salah satu syarat Mangkunegoro menjadi raja di mangkunagaran tidak memperbolehkan membuat senjata atau memiliki empu keris.

4. Status Sosial, keris mewakili kedudukan dan status personal dalam masyarakat.Keris merupakan salah satu sarana menentukan strata sosial dalam masyaraka hal ini dapat dilihat dari pemakaian/kepemilikan keris tertentu misalnya dapur Kebo Lajer untuk petani, dapur Pasopati untuk prajurit, dapur Sangkelat untuk bangsawan/raja…

5. Media Komunikasi, keris mampu membawa muatan pesan yang dapat ditangkap isinya dalamsistem budaya masyarakat jawa.Mengenakan keris dengan gaya tertentu dapat dilihat niatnya, misalnya mengenakan keris dengan di ‘semungkep’ bererti untuk melayat, mengenakan dengan cara ‘nyote’ bererti akan berperang.

6. Magic / Mistik, kekuatan mistik masih diyakini oleh sebagian masyarakat.Keris di nusantara terutama di Jawa di yakini memiliki kekuatan mistik, sumber-sumber sejarah menuliskan kehebatan keris Kyai Ginje, kehebatan keris Kyai Sangkelat, dll.

7. Estetik & Artistik, keris menjadi medium ekspresikesenianKeris di ciptakan atas dasar kaedah-kaedah keindahan di mana sang empu berekspresi melalui dapur dan pamornya.

8. Komoditi ekonomi, keris diproduksi dan diperjualbelikan dari dulu hingga sekarang.

9. Pelengkap Busana, keris bagian acessories busana tradisi.

Saturday, 24 February 2018

Pemaharan pada Keris

Ada yang harus diperhatikan ketika kita ingin membeli (pemaharan) sebuah keris / tosan aji, pemilihan keris / tosan aji dengan berpijak pada 14 kriteria, yaitu;
1. Tuh : Keutuhan
2. Si: Kualitas besi
3. Rap: Garap
4. Mor: Pamor
5. Puh: Sepuh (Merujuk pada faktor usia)
6. Jo: Kualitas baja
7. Ngun: Wangun (keindahan akan estetika)
8. Dha: Dhapur (tipologi bentuknya)
9. Ta: tantingan
10. Ting: denting suara
11. Ka: Kelangkaan
12. Rah: Sejarah tosan aji tersebut
13. Mpu: Empu pembuat
14. Ngguh: Tangguh jaman dan Mungguh, harmoni, keselarasan akhir.

andryndrays.blogspot.com

Selain itu ada spek lain yang menjadikan nilai tambah sebuah keris yakni:
1. Warangka, semisal warangka Timoho yang berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
2. Pendok , yang harganya bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan.
3. Mendak, yang harganya bervariasi.
4. Pegangan keris (handle) yang bisa terbuat dari gading bisa berharga mahal.

Menjaga Stabilitas Nilai Ekonomi dalam Tosan Aji
Cara menjaga stabilitas Nilai Ekonomi Tosan Aji agar tidak menjadi “Trend Musiman” adalah dengan melakukan “SINERGI” bersama-sama antara Empu/Pengrajin, Pedagang, Pembeli dan Paguyuban Tosan Aji. Ada 4 Pola Skema Sinergi Bersama :
 
  • Pola Dari titik terkecil lingkaran pertama yakni Empu / Perajin adalah titik awal keberadaan   Keris.
Dari tangan-tangan hebat para Empu ini lahirlah Mahakarya yang luar biasa.
  • Pola lingkaran kedua yakni adalah para Pedagang / Penjual.
Dari para pedagang inilah Keris tersebut dipasarkan menjadi sebuah komoditi. Sehingga terjalin hubungan simbiosis mutualisme antara Pedagang dan Empu.
  • Pola lingkaran ketiga adalah para Pembeli / kolektor.
Dari tangan para pedagang akhirnya Keris dibeli oleh para Pembeli / Kolektor pecinta Keris.
  • Pola lingkaran yang keempat adalah Paguyuban.
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersamadimana anggota-anggotanya diikat dalam hubungan batin bersifat alamiah dan bersifat kekal.

Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Para anggota paguyuban dipersatukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa.

Demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan Paguyuban Keris dan Tosan Aji dalam Bisnis Tosan Aji memainkan peranan penting sebagai bentuk penyatuan antara Empu, Pedagang, dan Pembeli yang disatukan ikatan PERSAUDARAAN. Dengan adanya sinergi keempat elemen Tosan Aji tersebut maka diharapkan dapat semakin menggugah rasa bangga terhadap Keris dan Tosan Aji Nusantara lainnya. Salam Rahayu !!!

Sunday, 3 September 2017

Memaknai Keris Pusaka

Ilmu keris adalah ilmu lambang. Mengerti dan memahami bahasa lambang mengandalkan kepekaan rasa (sense) bukan hanya sekedar kemampuan intelektual.

Keris menjadi pusaka karena makna lambang-lambang dalam keris itu, jika dihayati dan diamalkan maka akan menjadi Laku Tirakat yang akan menuntun pembuatnya (empu/sosok seniman spiritualis) dan pemilik pusakanya untuk hidup secara benar, baik dan seimbang.

Laku tirakat yang dijalankan pria jawa dewasa dalam kehidupan sehari-hari menandakan bahwa mereka sudah siap memegang pusaka, sudah siap sedia menjalani segala cobaan dan permasalahan dalam hidup. Ini tergambar dalam bentuk bilah keris lurus yang melambangkan kelurusan niat, keteguhan hati, dan keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Juga tergambar dalam bilah keris luk yang melambangkan keluwesan, kebijaksanaan, dan tetap semangat dalam perjuangan hidup.

Dalam tradisi budaya Jawa ada sebuah pemahaman :“Bapa (wong tuwa) tapa, anak nampa, putu nemu, buyut katut, canggah kesrambah, mareng kegandeng, uthek-uthek gantung siwur misuwur”. Jika orang tua berlaku tirakat maka hasilnya tidak hanya dirasakan olehnya sendiri dan anak-anaknya melainkan hingga semua keturunannya. Demikian juga sebaliknya.

Oleh karena itu manusia Jawa diajak untuk selalu hidup prihatin, hidup “eling lan waspada”, hidup penuh laku dan berharap. Demikian sekilas tentang filosofi dan makna keris bagi orang jawa.

Saturday, 2 September 2017

Makna Simbolisasi Keris dan Lambang Ricikannya

Keris yang bersatu dengan Warangkanya melambangkan ajaran Curigo manjing Warongko, Warongko manjing Curigo, Jumbuhing Kawulo Gusti. Ini adalah ajaran kejawen bahwa manusia harus selalu selaras dan bahkan bersatu dengan kehendak Tuhan. Berupaya selalu mengejawantahkan sifat-sifat Ilahi dalam kehidupannya.

Memayu hayuning bawono.
Perpaduan antara Pesi ( lingga ) dan Gonjo ( yoni) melambangkan bahwa dalam kehidupan ini segala sesuatu selalu berpasangan yang akan menghasilkan kelestarian dan kemakmuran. Bilah keris yang runcing ke atas melambangkan manusia harus manembah pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Adapun makna simbolisasi ricikan keris adalah sebagai berikut:

Adha-adha / Sada :
Garis tengah dari atas sogokan menuju ke ujung keris adalah peringatan agar manusia dalam bertindak harus selalu berhati-hati, lurus, harmonis dan seimbang.

Lis atau Gusen :
Merupakan penggambaran hawa nafsu.

Bungkul :
Lambang tekad yang sudah bulat.Tekad untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik atau tekad untuk mencari ilmu yang bermanfaat.

Pejetan / Blumbangan :
Dalam kebulatan tekad itu, manusia juga harus memiliki landasan batin yang luas yaitu kesabarandan kesediaan untuk memaafkan kesalahan orang lain dan dirinya sendiri.

Janur :
Terletak di antara Sogokan melambangkan nasehat agar manusia mesti bersifat toleran, luwesdan tidak kaku.

Greneng :
Berbentuk dua huruf Jawa "dha" yang bisa dibaca"dhadha" bisa diartikan kejujuran / keterbukaan.

Thingil :
Adalah gambaran agar manusia itu mesti rendah hati dan tak suka pamer. Bila memiliki kelebihan , seharusnya tak perlu ditonjol-tonjolkan.

Sogokan :
Bermakna agar seseorang selalu ingin mengetahui tentang kebenaran sejati sampai sedalam dalamnya. Jadi manusia diharuskan untuk mengungkapkan tentang kebenaran, bukan hanya sekadar tahu sebatas kulit luarnya saja.

Tikel alis :
Sebagai lambang kewaspadaan.

Sekar kacang (kembang kacang / tlale gajah) :
Merupakan imbauan agar manusia selalu rendah hati.

Gandhik :
Lambang kapasrahan kepada Tuhan yang Maha Esa. Bentuk Gandhik yang agak miring merupakan lambang ketundukan hati terhadap Sang Pencipta.

Lambe Gajah :
Bermakna agar manusia hati hati dalam berbicara.Selalu menjaga tutur kata yg baik baik agar selamat dan manfaat.

Sirah Cecak :
Lambang kesediaan menerima nasihat.

Gulu Meled :
Melambangkan seseorang harus memiliki perhatianyang seksama pada hikmah dan nasehat.

Buntut Urang :
Setelah menerima semua nasihat itu, yang bersangkutan akan mengikuti semua nasihat gurunya itu.

Sebit Rontal :
Melambangkan pengamalan ilmu dan nasehat utama tadi. Pada dasarnya, ricikan keris merupakan lambang-lambang pengharapan dan doa oleh empu yang membuatnya dan bagi orang yang akan memiliki keris nya.

Mengenal Nama-nama dalam Ricikan Keris

Nama-nama dalam ricikan keris :

1. Pesi, yaitu tangkai keris yang masuk ke dalam pegangan atau ukir.

2. Ganja, yaitu dasar bilah keris yang tebal. Ganja dapat menyatu atau terpisah dengan bilah.

3. Buntut Mimi, merupakan bentuk meruncing padaujung ganja.

4. Greneng, yaitu ornamen berbentuk huruf Jawa Dha (seperti huruf W ) yang berderet.

5. Thingil, yaitu tonjolan kecil pada grenelig atau pada dasar huruf Jawa Dha.

6. Ri pandhan, yaitu bentuk ujung yang meruncing menyerupai duri pada huruf Jawa Dha.

7. Ron Dha, yaitu ornamen pada huruf Jawa Dha.

8. Sraweyan, yaitu dataran yang merendah di belakang sogogwi, di atas ganja.

9. Bungkul, bentuknya seperti bawang, terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ganja.

10. Pejetan, bentuknya seperti bekas pijatan ibu jari yang terletak di belakang gandik.

11. Lambe Gajah, bentuknya menyerupai bibir gajah.Ada yang rangkap dan Ietaknya menempel pada gandik.

12. Gandik, berbentuk penebalan agak bulat yang memanjang dan terletak di atas sirah cecak atau ujung ganja.

13. Kembang Kacang, menyerupai belalai gajah dan terletak di gandik bagian atas.

14. Jalen, menyerupai taji ayam jago yang menempel di gandik.

15. Tikel Alis, terietak di atas pejetan dan bentuknya rnirip alis mata.

16. Janur, bentuk lingir di antara dua sogokan.

17. Sogokan depan, bentuk alur dan merupakan kepanjangan dari pejetan.

18. Sogokan belakang, bentuk alur yang terletak pada bagian belakang.

19. Pudhak sategal, yaitu sepasang bentuk menajam yang keluar dari bilah bagian kiri dan kanan.

20. Poyuhan, bentuk yang menebal di ujung sogokan.

21. Landep, yaitu bagian yang tajam pada bilah keris.

22. Gusen, terletak di be!akang landep, bentuknya memanjang dari sor-soran sampai pucuk.

23. Gula Milir, bentuk yang meninggi di antara gusen dan kruwingan.

24. Kruwingan, dataran yang terietak di kiri dan kanan adha-adha.

25. Adha-adha, penebalan pada pertengahan bilah dari bawah sampal ke atas.

Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk

Dari bentuknya, secara garis besarnya, ada 2 macam jenis keris, yaitu keris lurus dan keris ber-luk (lekuk). Bentuk bilah keris, bisa menunjukkan makna spiritual kerisnya. Jadi oleh empu pembuatnya, bentuk luk keris memang sengaja dibuat dengan tujuan simbolisasi spiritualitas. Berbagai jenis keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka (bernilai pribadi secara psikologis bagi pemiliknya) dan menjadi senjata pamungkas dalam penggunaannya.

Keris Lurus.
Jenis keris lurus adalah pada awalnya jenis yang paling sederhana dalam bentuknya. Namun sesuai perkembangan jaman bentuk lurusnya tidak lagi sederhana, karena dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor, dapur keris dan hiasan. Jenis keris lurus mengandung sisi spiritual dalam pembuatannya sebagai lambang kelurusan hati, kepercayaan diri dan mental yang kuat, keteguhan hati pada tujuan dan sarana pemujaan kepada Sang Pencipta. Sesuai sifat kerisnya itu, si pemilik keris diharapkan selalu menjaga kelurusan dan keteguhan hati, tekun beribadah, menjaga moral dan budi pekerti dan sikap ksatria. Keris lurus juga diidentikkan sebagai lambang ksatria, ketulusan hati dan sikap setia pada tanggung jawab, dan menjadi sarana doa untuk menundukkan keilmuan orang-orang jahat, untuk membela kebenaran dan orang-orang yang tertindas. Bagi pemiliknya, keris lurus berguna, selain sebagai senjata dan pusaka, juga menjadi sarana untuk membantu dalam kerohanian.

Keris Luk 1
Dalam pembuatannya, keris ber-luk 1 memiliki makna sebagai sarana untuk membantu pemiliknya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan membantu supaya keinginan-keinginan si pemilik dapat lebih cepat tercapai, misalnya keinginan dalam hal kekuasaan, kepangkatan dan derajat. Angka 1 merupakan lambang harapan dan karunia kesejahteraan, kemakmuran dan kemuliaan. Dibandingkan keris lurus, keris ber-luk 1 lebih menandakan kekuatan hasrat duniawi manusia yang ingin dicapai. Biasanya keris ber-luk 1 mengeluarkan hawa aura yang agak panas dan sifat energi yang tajam. Kebanyakan dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan dan wibawa.

Keris Luk 3
Makna spiritual dalam pembuatan keris ber-luk 1 dan 3 hampir sama, yaitu sebagai lambang kedekatan manusia dengan Sang Pencipta, dan juga sebagai sarana membantu mempercepat tercapainya keinginan-keinginan sang pemilik keris. Dibandingkan keris ber-luk 1, keris ber-luk 3 lebih menonjolkan keseimbangan antara kehidupan kerohanian dan duniawi manusia, keseimbangan antara sisi spiritual dan jasmani, kemapanan duniawi dan batin dalam menjalani kehidupan di dunia. Dibandingkan keris ber-luk 1, kegaiban di dalam keris ber-luk 3 lebih dapat menyesuaikan diri dengan spiritual / psikologis si pemilik. Hawa aura energinya juga lebih halus dan lembut.

Keris Luk 5
Keris ber-luk 5 disebut juga Keris Keningratan. Biasanya keris ber-luk 5 dibuat untuk tujuan memberikan tuah yang menunjang wibawa kekuasaan dan supaya dicintai / dihormati banyak orang. Keris-keris jenis ini diciptakan untuk menjaga wibawa dan karisma keagungan kebangsawanan / keningratan, dihormati dan dicintai rakyat dan bawahan, dan menyediakan kesaktian yang diperlukan untuk menjaga wibawa kebangsawanan itu. Selain keris-keris ber luk 5, yang tergolong dalam jenis keris keningratan adalah pusaka-pusaka yang dahulu menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten, yang hanya patut dimiliki oleh seorang raja, adipati, dan bupati jaman dulu atau keturunan mereka yang masih membawa sifat-sifat dan derajat leluhurnya itu.

Keris Luk 7
Angka 7 merupakan lambang kesempurnaan illahi. Keris ber-luk 7 terutama diperuntukkan bagi orang-orang yang menganggap hidup keduniawiannya sudah sempurna, sudah cukup, sudah tidak lagi mengejar keduniawian untuk lebih menekuni hidup kerohanian. Keris ber-luk 7 dibuat untuk raja dan keluarga raja yang sudah mandito dan untuk tujuan kemapanan kerohanian / kesepuhan, dimaksudkan untuk dimiliki oleh raja atau keluarga raja yang sudah matang dalam usia dan psikologis atau yang sudah mandito.

Keris Luk 9
Keris ber-luk 9 juga dibuat untuk tujuan kemapanan kerohanian dan kesepuhan. Dikhususkan untuk dimiliki oleh para pandita atau panembahan dan para sesepuh masyarakat. Selain memberikan tuah keselamatan, kerohanian, keilmuan dan perbawa kesepuhan, jenis keris ini biasanya mengeluarkan hawa aura yang sejuk.

Keris Luk 11
Keris ber-luk 11, mungkin awalnya dibuat untuk mendobrak kemapanan / pakem pembuatan keris pada zamannya, mengingat angka 11 tidak mempunyai makna tertentu dalam budaya jawa.Keris ber-luk 11 biasanya memiliki pembawaan yang teduh, tidak angker, tetapi dibalik keteduhan itu terkandung suatu energi gaib yang besar.

Keris Luk 13
Angka 13 dalam budaya jawa mempunyai makna yang jelek, yaitu kesialan, musibah atau malapetaka. Pembuatan keris ber-luk 13 dimaksudkan dengan kesaktian dan wibawa kekuasaannya, keris ini menjadi penangkal kesialan atau musibah. Keris ber-luk 13 biasanya dibuat untuk tujuan kesaktian dan wibawa kekuasaan.

Itulah Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk pada sebuah keris, semoga kita lebih mengenal budaya kita sendiri, salam rahayu.

Kesalahpahaman Pemilik Keris Pusaka

Keris pada bentuk awalnya memanglah sebagai Senjata Fisik atau senjata tajam untuk menikam / menusuk. Tapi dalam perkembangannya, keris tidak lagi sekedar senjata fisik belaka, tapi meningkat menjadi Senjata Rohani / Piyandel.

Hal ini tergambar dari dimulainya proses awal pembuatan, sampai proses akhir diserahkannya keris pusaka pada pemesannya....selalu dibarengi dgn doa doa dan laku tirakat. Bentuk bangun keris, sarat dengan makna-makna religius dan spiritual. Adapun saat kita menyimpan keris pusaka, sikap batin dan tingkah laku kita sebagai pemegang pusaka, harus terus mencerminkan ajaran-ajaran dalam keris nya tadi.

Fenomena yang terjadi di masyarakat, banyak yang belum memahami ilmu perkerisan, dan juga belum siap secara spiritual dan iman tauhidnya. Sehingga terjadi pembelokan dan pendangkalan fungsi keris pusaka. Keris hanya dicari kesaktiannya, khodamnya, dll. Lebih parah lagi, media massa dan media elektronik juga ikut-ikutan memberi informasi yang tidak benar tentang keris. Keris digambarkan lekat dengan dunia dukun, klenik, pertumpahan darah, dan kejahatan lainnya.

Padahal keris itu Senjata Rokhani /piyandel, sesuai dengan maksud dan tujuan sang Empu ( seniman spiritualis ) yang membuatnya, memohon keberkahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, agar manusia yang memegangnya selalu ingat kepada Tuhan, berbuat kebajikan dan bertakwa. Tidak ada maksud dari sang Empu, karya cipta nya disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif atau penyebar bencana. Salam Rahayu

Jenis Pamor Keris dan Maknanya

Pada keris ada simbol-simbol senirupa ”pamor” itu tergolong dalam 5 kelompok, yang diekspresikan dalam media sebidang bilah keris, sesuai ’chandra manusia' dengan pemahaman unsur (anasir) tubuh manusia dan semesta (pandangan Kejawen), antara lain :

1. Pamor Air/Tirta.
Jika pemantraan keris ditujukan untuk kerejekian, pergaulan, dikasihi, kejayaan, kemakmuran, keduniawian atau kehidupan lahiriah lainnya maka motif pamornya ditata berbentuk meliuk-liuk dan berpusar-pusar dilambangkan sesuai karakter ”tirta” (unsur air).Contohnya : beras wutah, udanmas, segoro muncar dll.

2. Pamor Angin/ Bayu.
Konfigurasi pamor bergaris-garis seperti lidi berjajar dianggap sebagai simbolisasi penyapu bencana, penolak bala, penolak segala kelicikan, santet dan perlakuan jahat baik secara fisik maupun maya.Serta merupakan simbol kebijaksanaan.Konfigurasi garis-garis tergolong dalam sebutan pamor singkir dan pamor hadeg.Karakter yang tegar ini dilambangkan kekuatan 'bayu' (unsur angin) yang sanggup menyapu segalanya, menerbangkan debu, dedaunan, bahkan atap dengan tidak tampak namun tetap dapat dirasakan keberadaannya.

3. Pamor Api/Agni
Pamor rekayasa (dirancang atau pamor rekan) berbentuk motif daun palem, daun genduru, sekar-sekaran, lebih spesifik untuk tuah kejayaan, martabat, kekuasaan, kederajatan pemiliknya. Konfigurasi ini coraknya berjuntai keatas seperti karakter dari kobaran 'agni' (unsurapi).Tetap dalam lingkup sebagai representasi alam, contohnya pamor Ron Genduru, Blarak Sinered, Sekar Lampes, Sekar Pala, Sekar Kopi, Mayang Mekar, Pari Sa’uli, dll.

4. Pamor Tanah/Pratiwi
Kesentosaan juga disimbolkan dengan adanya keris polos tanpa pamor (disebut : keleng) mengibaratkan dalam diri manusia memiliki jiwa pengabdian yang tulus.Keris keleng biasanya dibuat oleh sang empu untukkebutuhan ketentraman, orang-orang spiritual, pembela kejujuran dan sifat-sifat kesentosaan lainnya.Karakter unsur 'bantolo' atau 'bumi' disimbolisasikan dengan keris keleng tanpa pamoritu.

5. Pamor Sinar Cahyo
Bahwa kemanunggalan ’aku’ atau pancer-nya ditengah saudara empat atau sedulur papat yang dalam proses spiritual adalah tahap transcendental, tercapainya kemanunggalan dalam ruang bapa angkasa dan ibu bumi ditengah kiblat timur-selatan-barat-utara dalam ’aku jagad’, sanggup melahirkan kekuatan dahsyat dalam perwujudan goresan ’rajah’. Pamor rajah diciptakan oleh empu yang sakti dengan tujuan tertentu.

Hingga saat ini, hanya beberapa bentuk pamor rajah pada keris yang bisa dimengerti seperti rajah ‘batu lapak’ memiliki tuah si pemilik dapat menghilang, lolos dari tembakan, kebal peluru, tidak tampak walaupun di depan mata musuh, dlsb; serta rajah 'pilulut' untuk kasengseman, pelet, kebahagiaan seksual, dlsb, ada pula rajah Alif, kalacakra dlsb, masih banyak bentuk rajah yang lain seperti ekspresi abstrak dari sang empu yang sulit diselami maknanya.