Saturday, 2 September 2017

Makna Simbolisasi Keris dan Lambang Ricikannya

Keris yang bersatu dengan Warangkanya melambangkan ajaran Curigo manjing Warongko, Warongko manjing Curigo, Jumbuhing Kawulo Gusti. Ini adalah ajaran kejawen bahwa manusia harus selalu selaras dan bahkan bersatu dengan kehendak Tuhan. Berupaya selalu mengejawantahkan sifat-sifat Ilahi dalam kehidupannya.

Memayu hayuning bawono.
Perpaduan antara Pesi ( lingga ) dan Gonjo ( yoni) melambangkan bahwa dalam kehidupan ini segala sesuatu selalu berpasangan yang akan menghasilkan kelestarian dan kemakmuran. Bilah keris yang runcing ke atas melambangkan manusia harus manembah pada Tuhan Yang Maha Kuasa.

Adapun makna simbolisasi ricikan keris adalah sebagai berikut:

Adha-adha / Sada :
Garis tengah dari atas sogokan menuju ke ujung keris adalah peringatan agar manusia dalam bertindak harus selalu berhati-hati, lurus, harmonis dan seimbang.

Lis atau Gusen :
Merupakan penggambaran hawa nafsu.

Bungkul :
Lambang tekad yang sudah bulat.Tekad untuk menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik atau tekad untuk mencari ilmu yang bermanfaat.

Pejetan / Blumbangan :
Dalam kebulatan tekad itu, manusia juga harus memiliki landasan batin yang luas yaitu kesabarandan kesediaan untuk memaafkan kesalahan orang lain dan dirinya sendiri.

Janur :
Terletak di antara Sogokan melambangkan nasehat agar manusia mesti bersifat toleran, luwesdan tidak kaku.

Greneng :
Berbentuk dua huruf Jawa "dha" yang bisa dibaca"dhadha" bisa diartikan kejujuran / keterbukaan.

Thingil :
Adalah gambaran agar manusia itu mesti rendah hati dan tak suka pamer. Bila memiliki kelebihan , seharusnya tak perlu ditonjol-tonjolkan.

Sogokan :
Bermakna agar seseorang selalu ingin mengetahui tentang kebenaran sejati sampai sedalam dalamnya. Jadi manusia diharuskan untuk mengungkapkan tentang kebenaran, bukan hanya sekadar tahu sebatas kulit luarnya saja.

Tikel alis :
Sebagai lambang kewaspadaan.

Sekar kacang (kembang kacang / tlale gajah) :
Merupakan imbauan agar manusia selalu rendah hati.

Gandhik :
Lambang kapasrahan kepada Tuhan yang Maha Esa. Bentuk Gandhik yang agak miring merupakan lambang ketundukan hati terhadap Sang Pencipta.

Lambe Gajah :
Bermakna agar manusia hati hati dalam berbicara.Selalu menjaga tutur kata yg baik baik agar selamat dan manfaat.

Sirah Cecak :
Lambang kesediaan menerima nasihat.

Gulu Meled :
Melambangkan seseorang harus memiliki perhatianyang seksama pada hikmah dan nasehat.

Buntut Urang :
Setelah menerima semua nasihat itu, yang bersangkutan akan mengikuti semua nasihat gurunya itu.

Sebit Rontal :
Melambangkan pengamalan ilmu dan nasehat utama tadi. Pada dasarnya, ricikan keris merupakan lambang-lambang pengharapan dan doa oleh empu yang membuatnya dan bagi orang yang akan memiliki keris nya.

Mengenal Nama-nama dalam Ricikan Keris

Nama-nama dalam ricikan keris :

1. Pesi, yaitu tangkai keris yang masuk ke dalam pegangan atau ukir.

2. Ganja, yaitu dasar bilah keris yang tebal. Ganja dapat menyatu atau terpisah dengan bilah.

3. Buntut Mimi, merupakan bentuk meruncing padaujung ganja.

4. Greneng, yaitu ornamen berbentuk huruf Jawa Dha (seperti huruf W ) yang berderet.

5. Thingil, yaitu tonjolan kecil pada grenelig atau pada dasar huruf Jawa Dha.

6. Ri pandhan, yaitu bentuk ujung yang meruncing menyerupai duri pada huruf Jawa Dha.

7. Ron Dha, yaitu ornamen pada huruf Jawa Dha.

8. Sraweyan, yaitu dataran yang merendah di belakang sogogwi, di atas ganja.

9. Bungkul, bentuknya seperti bawang, terletak di tengah-tengah dasar bilah dan di atas ganja.

10. Pejetan, bentuknya seperti bekas pijatan ibu jari yang terletak di belakang gandik.

11. Lambe Gajah, bentuknya menyerupai bibir gajah.Ada yang rangkap dan Ietaknya menempel pada gandik.

12. Gandik, berbentuk penebalan agak bulat yang memanjang dan terletak di atas sirah cecak atau ujung ganja.

13. Kembang Kacang, menyerupai belalai gajah dan terletak di gandik bagian atas.

14. Jalen, menyerupai taji ayam jago yang menempel di gandik.

15. Tikel Alis, terietak di atas pejetan dan bentuknya rnirip alis mata.

16. Janur, bentuk lingir di antara dua sogokan.

17. Sogokan depan, bentuk alur dan merupakan kepanjangan dari pejetan.

18. Sogokan belakang, bentuk alur yang terletak pada bagian belakang.

19. Pudhak sategal, yaitu sepasang bentuk menajam yang keluar dari bilah bagian kiri dan kanan.

20. Poyuhan, bentuk yang menebal di ujung sogokan.

21. Landep, yaitu bagian yang tajam pada bilah keris.

22. Gusen, terletak di be!akang landep, bentuknya memanjang dari sor-soran sampai pucuk.

23. Gula Milir, bentuk yang meninggi di antara gusen dan kruwingan.

24. Kruwingan, dataran yang terietak di kiri dan kanan adha-adha.

25. Adha-adha, penebalan pada pertengahan bilah dari bawah sampal ke atas.

Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk

Dari bentuknya, secara garis besarnya, ada 2 macam jenis keris, yaitu keris lurus dan keris ber-luk (lekuk). Bentuk bilah keris, bisa menunjukkan makna spiritual kerisnya. Jadi oleh empu pembuatnya, bentuk luk keris memang sengaja dibuat dengan tujuan simbolisasi spiritualitas. Berbagai jenis keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka (bernilai pribadi secara psikologis bagi pemiliknya) dan menjadi senjata pamungkas dalam penggunaannya.

Keris Lurus.
Jenis keris lurus adalah pada awalnya jenis yang paling sederhana dalam bentuknya. Namun sesuai perkembangan jaman bentuk lurusnya tidak lagi sederhana, karena dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor, dapur keris dan hiasan. Jenis keris lurus mengandung sisi spiritual dalam pembuatannya sebagai lambang kelurusan hati, kepercayaan diri dan mental yang kuat, keteguhan hati pada tujuan dan sarana pemujaan kepada Sang Pencipta. Sesuai sifat kerisnya itu, si pemilik keris diharapkan selalu menjaga kelurusan dan keteguhan hati, tekun beribadah, menjaga moral dan budi pekerti dan sikap ksatria. Keris lurus juga diidentikkan sebagai lambang ksatria, ketulusan hati dan sikap setia pada tanggung jawab, dan menjadi sarana doa untuk menundukkan keilmuan orang-orang jahat, untuk membela kebenaran dan orang-orang yang tertindas. Bagi pemiliknya, keris lurus berguna, selain sebagai senjata dan pusaka, juga menjadi sarana untuk membantu dalam kerohanian.

Keris Luk 1
Dalam pembuatannya, keris ber-luk 1 memiliki makna sebagai sarana untuk membantu pemiliknya mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa dan membantu supaya keinginan-keinginan si pemilik dapat lebih cepat tercapai, misalnya keinginan dalam hal kekuasaan, kepangkatan dan derajat. Angka 1 merupakan lambang harapan dan karunia kesejahteraan, kemakmuran dan kemuliaan. Dibandingkan keris lurus, keris ber-luk 1 lebih menandakan kekuatan hasrat duniawi manusia yang ingin dicapai. Biasanya keris ber-luk 1 mengeluarkan hawa aura yang agak panas dan sifat energi yang tajam. Kebanyakan dibuat untuk tujuan kesaktian, kekuasaan dan wibawa.

Keris Luk 3
Makna spiritual dalam pembuatan keris ber-luk 1 dan 3 hampir sama, yaitu sebagai lambang kedekatan manusia dengan Sang Pencipta, dan juga sebagai sarana membantu mempercepat tercapainya keinginan-keinginan sang pemilik keris. Dibandingkan keris ber-luk 1, keris ber-luk 3 lebih menonjolkan keseimbangan antara kehidupan kerohanian dan duniawi manusia, keseimbangan antara sisi spiritual dan jasmani, kemapanan duniawi dan batin dalam menjalani kehidupan di dunia. Dibandingkan keris ber-luk 1, kegaiban di dalam keris ber-luk 3 lebih dapat menyesuaikan diri dengan spiritual / psikologis si pemilik. Hawa aura energinya juga lebih halus dan lembut.

Keris Luk 5
Keris ber-luk 5 disebut juga Keris Keningratan. Biasanya keris ber-luk 5 dibuat untuk tujuan memberikan tuah yang menunjang wibawa kekuasaan dan supaya dicintai / dihormati banyak orang. Keris-keris jenis ini diciptakan untuk menjaga wibawa dan karisma keagungan kebangsawanan / keningratan, dihormati dan dicintai rakyat dan bawahan, dan menyediakan kesaktian yang diperlukan untuk menjaga wibawa kebangsawanan itu. Selain keris-keris ber luk 5, yang tergolong dalam jenis keris keningratan adalah pusaka-pusaka yang dahulu menjadi lambang kebesaran sebuah kerajaan / kadipaten / kabupaten, yang hanya patut dimiliki oleh seorang raja, adipati, dan bupati jaman dulu atau keturunan mereka yang masih membawa sifat-sifat dan derajat leluhurnya itu.

Keris Luk 7
Angka 7 merupakan lambang kesempurnaan illahi. Keris ber-luk 7 terutama diperuntukkan bagi orang-orang yang menganggap hidup keduniawiannya sudah sempurna, sudah cukup, sudah tidak lagi mengejar keduniawian untuk lebih menekuni hidup kerohanian. Keris ber-luk 7 dibuat untuk raja dan keluarga raja yang sudah mandito dan untuk tujuan kemapanan kerohanian / kesepuhan, dimaksudkan untuk dimiliki oleh raja atau keluarga raja yang sudah matang dalam usia dan psikologis atau yang sudah mandito.

Keris Luk 9
Keris ber-luk 9 juga dibuat untuk tujuan kemapanan kerohanian dan kesepuhan. Dikhususkan untuk dimiliki oleh para pandita atau panembahan dan para sesepuh masyarakat. Selain memberikan tuah keselamatan, kerohanian, keilmuan dan perbawa kesepuhan, jenis keris ini biasanya mengeluarkan hawa aura yang sejuk.

Keris Luk 11
Keris ber-luk 11, mungkin awalnya dibuat untuk mendobrak kemapanan / pakem pembuatan keris pada zamannya, mengingat angka 11 tidak mempunyai makna tertentu dalam budaya jawa.Keris ber-luk 11 biasanya memiliki pembawaan yang teduh, tidak angker, tetapi dibalik keteduhan itu terkandung suatu energi gaib yang besar.

Keris Luk 13
Angka 13 dalam budaya jawa mempunyai makna yang jelek, yaitu kesialan, musibah atau malapetaka. Pembuatan keris ber-luk 13 dimaksudkan dengan kesaktian dan wibawa kekuasaannya, keris ini menjadi penangkal kesialan atau musibah. Keris ber-luk 13 biasanya dibuat untuk tujuan kesaktian dan wibawa kekuasaan.

Itulah Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk pada sebuah keris, semoga kita lebih mengenal budaya kita sendiri, salam rahayu.