Saturday, 28 November 2015

Merah Musuh Apa Teman

Merah, iya ini tentang warna merah dan hanya warna merah yang di kalender yaitu tanggal merah di hari minggu yang selalu ditunggu orang-orang, karena merah di hari itu adalah hari weekend, hari libur. Dan hanya merah itu yang membahagiakan, menyenangkan dan juga merahnya buah yang matang yang selalu ditunggu. Sedangkan merah yang lain itu menyebalkan, ngeselin. Seperti merah datang bulan si istri, merahnya lampu, merahnya api, dan merahnya nilai bagi yang sekolah. Merahnya istri atau datang bulannya istri itu menyebalkan bagi kau suami, apalagi datang bulannya berbulan-bulan, bisa dibayangkan lama menunggunya,huhu.. Nah kalau merahnya lampu atau lampu merah itu terlalu, apa lagi naik motor siang-siang terus lampu merah deh, rasanya mandi keringat itu. Merah api itu akan sakit dan terbakar jika berlebihan, kalau sedikit si pasti bermanfaat, yah pasti sudah tau. Tapi kalau merahnya nilai di laport itu sangat menyedihkan, pasti dimarahin orang tua karena nilai kita jelek, tapi zaman sekarang hanya seribu satu orang tua yang memeriksa laport anaknya. Itulah tentang si merah, mungkin sobat andry ada yang mau tambahin, tulis saja di kolom komentar sob.

Monday, 23 November 2015

Kisah Pembakar Semangat Tentang Ilmu

Masih bersama Andry Ndrays, kali ini kami akan share sedikit kisah-kisah tentang pentingnya ilmu agar anak muda zaman sekarang terbakar semangatnya untuk ilmu, langsung saja berikut kisah-kisahnya :

Semangat Mendatangi Majelis Ilmu

Syaikh Abdullah bin Hamud Az Zubaidi belajar kepada Syaikh Abu Ali Al Qaali. Abu Ali memiliki kandang ternak di samping rumahnya. Beliau mengikat tunggangannya di sana. Suatu ketika, murid beliau, Abdullah bin Hamud Az Zubaidi, tidur di kandang ternaknya agar bisa mendahului murid-murid yang lain menjumpai sang guru sebelum mereka datang. Agar bisa mengajukan pertanyaan sebanyak mungkin sebelum orang berdatangan. Allah mentakdirkan Abu Ali keluar dari rumahnya sebelum terbit fajar. Az Zubaidi mengetahui hal tersebut dan langsung berdiri mengikutinya di kegelapan malam. Merasa dirinya dibuntuti oleh seseorang dan khawatir kalau itu seorang pencuri yang ingin mencelakai dirinya, Abu Ali berteriak, “celaka, siapa anda?”. Az Zubaidi berkata, “aku muridmu, Az Zubaidi”. Abu Ali berkata, “sejak kapan anda membuntuti saya? Demi Allah tidak ada di muka bumi ini orang yang lebih tahu tentang ilmu Nahwu selain anda, maka pergilah tinggalkan saya” (Inaabatur Ruwat ‘ala Anbain Nuhaat, Al Qifthi, 2/119).

Ibnu Jandal Al Qurthubi berkata, saya pernah belajar pada Ibnu Mujahid. Suatu hari saya mendatanginya sebelum fajar agar saya bisa duduk lebih dekat dengannya. Ketika saya sampai di gerbang pintu yang menghubungkan ke majelisnya, saya dapati pintu itu tertutup dan saya kesulitan membukanya. Saya berkata dalam hati, “Subhaanallah, saya sudah datang sepagi ini tapi tetap saja tidak bisa duduk di dekatnya?”. Kemudian saya melihat sebuah terowongan di samping rumahnya. Saya membuka dan masuk ke dalamnya. (Itu adalah sebuah terowongan di dalam tanah, saya masuk agar bisa sampai ke ujung terowongan hingga keluar darinya menuju ke majelis ilmu). Ketika sampai di pertengahan terowongan yang semakin menyempit, saya tidak bisa keluar ataupun kembali. Maka saya mencoba melebarkan terowongan selebar-lebarnya agar bisa keluar. Pakaian saya terkoyak, dinding terowongan membekas di tubuh saya, dan sebagian daging badan saya terkelupas. Allah menolong saya untuk bisa keluar darinya, mendapatkan majelis Syaikh dan menghadirinya. Sementara saya dalam keadaan yang sangat memalukan seperti itu (Inaabatur Ruwat ‘ala Anbain Nuhaat, Al Qifthi, 2/363 dengan saduran).

Semangat Belajar Dalam Keterbatasan

Imam Asy Syafi’i berkata, “saya seorang yatim yang tinggal bersama ibu saya. Ia menyerahkan saya ke kuttab (sekolah yang ada di masjid). Dia tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada sang pengajar sebagai upahnya mengajari saya. Saya mendengar hadits atau pelajaran dari sang pengajar, kemudian saya menghafalnya. Ibu saya tidak memiliki sesuatu untuk membeli kertas. Maka setiap saya menemukan sebuah tulang putih, saya mengambilnya dan menulis di atasnya. Apabila sudah penuh tulisannya, saya menaruhnya di dalam botol yang sudah tua” (Jami’u Bayanil Ilmi wa Fadhilihi, Ibnu ‘Abdil Barr, 1/98).

Salim Ar Razy menceritakan bahwa Syaikh Hamid Al Isfirayaini pada awalnya adalah seorang penjaga (satpam) di sebuah rumah. Beliau belajar ilmu dengan cahaya lampu di tempat jaganya karena terlalu fakir dan tidak mampu membeli minyak tanah untuk lampunya. Beliau makan dari gajinya sebagai penjaga (Thabaqatus Syafi’iyah Al Kubra, Tajuddin As Subki, 4/61).

Semangat Mencari Ilmu Walaupun Harus Melakukan Perjalanan Jauh

Abu Ad Darda radhiallahu’ahu mengatakan. “seandainya saya mendapatkan satu ayat dari Al Qur’an yang tidak saya pahami dan tidak ada seorang pun yang bisa mengajarkannya kecuali orang yang berada di Barkul Ghamad (yang jaraknya 5 malam perjalanan dari Mekkah), niscaya aku akan menjumpainya”. Sa’id bin Al Musayyab juga mengatakan, “saya terbiasa melakukan rihlah berhari-hari untuk mendapatkan satu hadits” (Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir, 9/100).

Ibnul Jauzi menceritakan, “Imam Ahmad bin Hambal sudah mengelilingi dunia sebanyak 2 kali hingga ia bisa menulis kitab Al Musnad” (Al Jarh Wat Ta’dil, Ibnu Abi Hatim).

Imam Baqi bin Makhlad melakukan rihlah dua kali: dari Mesir ke Syam (sekitar Suriah) dan dari Hijaz (sekitar Mekkah) ke Baghdad (Irak) untuk menuntut ilmu agama. Rihlah pertama selama 14 tahun dan yang kedua selama 20 tahun berturut-turut (Tadzkiratul Huffadz, 2/630).

Rela Membelanjakan Banyak Harta Demi Ilmu

Khalaf bin Hisyam Al Asadi berkata, “saya mendapatkan kesulitan dalam salah satu bab di kitab Nahwu. Maka saya mengeluarkan 80.000 dirham hingga saya bisa menguasainya” (Ma’rifatul Qurra’ Al Kibar, Adz Dzahabi, 1/209)

Ayah dari Yahya bin Ma’in adalah seorang sekretaris Abdullah bin Malik. Ketika wafat, beliau meninggalkan 100.000 dirham untuk Yahya. Namun Yahya bin Ma’in membelanjakan semuanya untuk belajar hadits, tidak ada yang tersisa kecuali sandal yang bisa ia pakai (Tahdzibut Tahdzib, Ibnu Hajar, 11/282)

Ali bin Ashim bercerita, “ayahku memberiku 100.000 dirham dan berkata kepadaku: ‘pergilah (untuk belajar hadits) dan saya tidak mau melihat wajahmu kecuali kamu pulang membawa 100.000 hadits’” (Tadzkiratul Huffadz, Adz Dzahabi, 1/317).

Demikianlah para ulama kita. Semoga Allah membakar semangat-semangat kita untuk mempelajari agama ini, walaupun tidak bisa seperti semangatnya para ulama, setidaknya mendekati mereka. Allahumma yassir wa a’in.

Tips Awal Dalam Menghafal Al Quran


Hay sobat Andry Ndrays sekalian, mengenai seputar menghafal Al Quran. Artikel kali ini akan saya isi dengan informasi mengenai Tips Awal Dalam Menghafal Al Quran. Semoga dengan mengetahui informasi ini menjadikan kita lebih mudah dalam menghafal Al Quran.

Menghafal Al Quran sebenarnya tidak sesulit seperti yang kita bayangkan atau fikirkan. Hanya saja selama ini kita belum mengetahui caranya sehingga kita menganggapnya sulit. Untuk menambah kemudahan anda dalam menghafal Al Quran, anda bisa membaca beberapa informasi dalam tips awal dalam menghafal Al Quran berikut ini.

Tips Awal Dalam Menghafal Al Quran

  • Wajib Menggunakan Mushaf Yang Sama
Sobat boleh coba menghafal menggunakan beberapa mushaf, dijamin sobat bakal bingung dan kelihatan tidak hafal-hafal. Kenapa demikian? karena setiap mushaf memiliki struktur dan huruf yang tidak sama. Saat kita mengafal melalui membaca, mata kita juga memotret setiap huruf dan halaman yang kita lihat. Jadi saat kita mengulang lagi dengan mushaf yang sama maka mata kita akan mengkonfirmasi karena sudah kenal dengan strukturnya. Sedangkan jika kita menggunakan mushaf lain berarti kita mengulangi proses dari awal lagi sehingga menimbulkan kebingungan.

Saat kita menggunakan mushaf yang sama maka otak kita akan menangkap setiap kata, setiap baris dan setiap posisi dengan sempurna. Jadi gunakan hanya mushaf yang sama seumur-umur anda menghafal Al Quran bahkan seumur hidup anda.
  • Beli Beberapa Mushaf Yang Sama
Agar lebih mudah maka belilah beberapa mushaf yang sama dan letakkan di tempat-tempat anda biasa berada misalnya di kantor, ruang keluarga, masjid tempat anda sholat, di mobil dan sebagainya.


  • Berwudhu

Setiap akan menghafal Al Quran disunahkan berwudhu terlebih dahulu.

  • Membaca Basmalah


Mulailah dengan Ta'awudz dan Basmalah.


  • Praktek


Untuk menjaga hafalan, gunakan ayat-ayat yang telah anda hafal dalam sholat-sholat sunnah.


  • Rajin Sholat di Masjid


Rajin sholat di masjid yang imamnya sering baca surah yang kita hafal sehingga akan menjaga dan membantu kita dalam proses menghafal.

  • Selalu Berdoa


Selalulah berdoa kepada Allah agar kita diberi kemudahan, kekuatan dan tetap istiqomah dalam proses menghafal Al Quran.


Nah sobat sekalian, itulah beberapa tips awal dalam menghafal Al Quran. Semoga artikel Tips awal Dalam menghafal Al Quran di atas bisa bermanfaat bagi anda semua. Terima kasih atas kunjungan anda dan perbanyaklah sedekah.