Skip to main content

Puisi Tradisional [Pupuh] yang terlupakan

Pupuh adalah bentuk puisi tradisional Jawa dan Sunda yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Terdapat 17 jenis pupuh, masing-masing memiliki sifat tersendiri dan digunakan untuk tema cerita yang berbeda.
Adapun jenis-jenis Pupuh sebagai berikut :

1. Asmarandana
Pupuh ini bertemakan birahi, cinta kasih seseorang kepada kekasih, sahabat, maupun keluarga.

2. Balakbak
Pupuh yang bertemakan lawak, banyolan tentang kehidupan sehari-hari.

3. Dangdanggula
Pupuh ini bertemakan ketenteraman, keagungan, kegembiraan.

4. Durma
Pupuh ini bertemakan kemarahan, kesombongan, semangat.

5. Gambuh
Pupuh yang bertemakan kesedihan, kesusahan, kesakitan.

6. Gurisa
Pupuh yang satu ini bertemakan khayalan seseorang.

7. Jurudemung
Kalau pupuh ini bertemakan kebingungan, masalah kehidupan.

8. Kinanti
Sedangkan pupuh ini bertemakan penantian seseorang.

9. Lambang
Adapun pupuh lambang ini bertemakan lawak dengan aspek renungan.

10. Magatru
Pupuh yang bertemakan penyesalan.

11. Maskumambang
Pupuh ini bertemakan kesedihan yang mendalam, rasa prihatin.

12. Mijil
Sedangkan ini pupuh yang bertemakan kesedihan yang menimbulkan harapan.

13. Pangkur
Pupuh yang bertemakan perasaan sebelum mengemban sebuah tugas berat.

14. Pucung
Pupuh yang bertemakan rasa marah pada diri sendiri.

15. Sinom
Pupuh ini bertemakan kegembiraan.

16. Wirangrong
Pupuh yang satu ini bertemakan rasa malu akan tingkah laku sendiri.

17. Ladrang
Adapun pupuh yang terakhir ini bertemakan sindiran.


Pupuh biasanya dinyanyikan dan diiringi dengan alat musik Kecapi dan Suling serta alat musik pelengkap lainnya.

Ini salah satu contoh pupuh jenis pucung, bertemakan rasa marah pada diri sendiri :

Kahayang mah loba élmu pangaweruh
Horéam diajar
Watek tunduh saré waé
Cing kumaha supaya getol diajar

Nuntut élmu ulah bari gurunggusuh
Sok komo kapaksa
Hasilna gé moal hadé
Sakuduna dibarung ku ka iklasan

Kalau orang sunda pasti ngerti, tapi disini saya akan coba menterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, kalau ada yang salah koreksi ya di kolom komentar.

Ingin rasanya punya ilmu pengetahuan yang banyak tapi malas belajar.
Kebiasaan yang ngantuk ingin tidur terus,
Ayo bagaimana biar giat belajar.

Belajar tidak boleh terburu-buru,
apalagi kalo kepaksa hasilnya pasti tidak akan bagus.
Seharusnya harus dibarengi dengan keikhlasan hati.

Lebih kurangnya begitu maksud pupuh diatas, ada yang bisa buat pupuh, silahkan tulis pupuh kalian di kolom komentar ya.

Terimakasih sudah berkunjung di blog Andry Ndrays. Semoga bermanfaat dan kita lebih tahu lagi adat dan budaya tanah air Indonesia, Salam NKRI harga mati.

Comments

Popular posts from this blog

Merancang Pembelajaran Diferensiasi

 

JURNAL PEMBELAJARANKU - PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENDIDIKAN INKLUSIF ITU MUDAH BUKAN?)

 

Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk

Dari bentuknya, secara garis besarnya, ada 2 macam jenis keris, yaitu keris lurus dan keris ber-luk (lekuk). Bentuk bilah keris, bisa menunjukkan makna spiritual kerisnya. Jadi oleh empu pembuatnya, bentuk luk keris memang sengaja dibuat dengan tujuan simbolisasi spiritualitas. Berbagai jenis keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka (bernilai pribadi secara psikologis bagi pemiliknya) dan menjadi senjata pamungkas dalam penggunaannya. Keris Lurus. Jenis keris lurus adalah pada awalnya jenis yang paling sederhana dalam bentuknya. Namun sesuai perkembangan jaman bentuk lurusnya tidak lagi sederhana, karena dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor, dapur keris dan hiasan. Jenis keris lurus mengandung sisi spiritual dalam pembuatannya sebagai lambang kelurusan hati, kepercayaan diri dan mental yang kuat, keteguhan hati pada tujuan dan sarana pemujaan kepada Sang Pencipta. Sesuai sifat kerisnya itu, si pemilik keris diharapkan selalu menjaga kelurusan dan keteguhan hati...