Saturday, 13 July 2019

Jenis-jenis Burung Pelatuk yang Cerdas

Haay guys, salam kicau mania, postingan kali ini untuk memenuhi permintaan kawan saya untuk mengunggah jenis burung-burung pelatuk yang ada di Indonesia, 

Berikut ini saya sajikan nama-nama dan deskripsi ringkas beberapa jenis burung dari ordo Piciformes ini.

Burung yang menurut penelitian ilmuwan Kanada Dr. Louis Lefebvre sebagai salah satu burung cerdas ini bisa ditemukan di seluruh dunia dan termasuk sejumlah spesies, biasanya berjumlah 218 (termasuk pelatuk paruh gading).

Beberapa burung pelatuk dalam ordo Piciformes memiliki kaki zigodaktil, dengan 2 jari kaki mengarah ke depan, dan 2 lainnya ke belakang. Kaki-kaki itu, meski beradaptasi untuk berpegangan di permukaan vertikal, bisa digunakan untuk menggenggam atau bertengger. Beberapa spesies hanya memiliki 3 jari kaki. Lidah panjang yang ditemukan pada beberapa burung pelatuk dapat dijulurkan keluar untuk menangkap serangga.

Burung pelatuk sebagaimana dikutip dari wikipedia.org mendapatkan namanya dari kebiasaan beberapa speiesnya menyadap dan mematuk batang pohon dengan paruhnya. Ini adalah alat komunikasi kepemilikan daerah melalui sinyal kepada saingan-saingannya, dan cara mencari dan menemukan larva serangga di bawah kulit kayu atau terowongan berliku nan panjang di pohon.

Mula-mula, burung pelatuk mencari terowongan dengan menyadap batang. Begitu terowongan itu ditemukan, burung pelatuk memahat kayu sampai menciptakan pembukaan ke terowongan. Lalu menjulurkan lidahnya ke terowongan untuk mencoba mencari tempayak. Lidah burung pelatuk panjang dan berujung kait. Dengan lidahnya burung pelatuk menusuk tempayak dan menariknya keluar batang.

Burung pelatuk juga menggunakan paruhnya untuk membuat lubang yang lebih besar sebagai sarangnya sekitar 15-45 cm (6-18 inchi) di bawah permukaan yang dibuka. Sarang-sarang itu hanya dilapisi dengan keping-keping kayu dan menyimpan 2-8 telur putih yang dikeluarkan betinanya. Karena di luar jangkauan penglihatan, sarang ini tidak terlihat pemangsa dan telurnya tidak perlu dikamuflase. Rongga yang dibuat oleh burung pelatuk juga digunakan kembali sebagai sarang oleh burung-burung lain, seperti beberapa bebek dan burung hantu, dan mamalia, seperti tupai pohon.


Burung cerdas
Pada Februari 2005 ilmuwan Kanada Dr. Louis Lefebvre mengumumkan cara mengukur IQ hewan dalam hal inovasi mereka dalam kebiasaan memberi makan. Burung pelatuk tercatat di antara burung paling cerdas menurut skala ini.
Burung pelatuk yang dapat mematuk hingga dua puluh kali tiap detik mengilhami ini Walter Lantz menciptakan tokoh kartun Woody Woodpecker.


Burung pelatuk di Indonesia:
Berikut ini adalah Nama dan jenis-jenis burung pelatuk sebagaimana disebutkan John MacKinnon dalam buku Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan:

  1. Tukik belang (Picumnus innominatus). Kecil; jantan: ada dua garis puih di kepala; berjari tiga. Betina: dahinya tidak jingga.
  2. Tukik tikus (Sasia abnormis). Kecil; berjari tiga. Jantan: kecil; dahi keemasan; bagian bawah jingga. Betina: dahinya berwarna sama dengan bagian bawah.
  3. Pelatuk kijang (Celeus brachyurus). Jantan: berparuh hitam; bagian atas coklat bergaris melintang hitam. Pada betina tidak terdapat bercak merah pada pipi.
  4. Pelatuk besi (Dinopium javanense). Jantan: mahkota dan jambul benwarna merah; mantel keemasan; setrip malar hitam tebal; jari tiga. Betina: mahkota hitam bersetrip putih.
  5. Pelatuk Raffles (Dinopium raflessi). Punggung hijau; kepala bersetrip; berbintik putih pada sisi lambung.
  6. Caladi batu (Meiglyotes tristis). Berukuran kecil. Jantan: bergaris melintang hitam: tunggir berwarna kuning tua. Betina: sedikit setrip malar merah.
  7. Caladi badok (Meiglyotes tukki). Jantan: bulu utama bergaris-garis melintang; kepala coklat; mempunyai bercak pada lehernya yang kuning tua: tenggorokan hitam bergaris-garis. Betina: tanpa warna merah.
  8. Pelatuk ayam (Dryocopus javensis). Berukuran besar; bagian atas hitam, bagian bawah putih. Betina: tanpa warna merah.
  9. Caladi ulam (Dendrocopus macei). Jantan: berwajah putih; dada kekuningan tua, bergaris-garis hitam; tunggir merah. Betina: warna merah tidak ada.
  10. Caladi belacan (Dendrocopus canicapillus). Jantan: topi abu-abu; wajah bersetrip; dada kuning kemerahan; bagian bawah bergaris menmanjang. Betina: tidak ada warna merah.
  11. Caladi tilik (Picoides moluccensis). Jantan: topi coklat; bagian bawah putih bercoret-coret. Betina: tidak ada warna merah.
  12. Caladi tikotok (Hemicircus concretus). Jantan: berukuran kecil; berjambul; dahi merah: berhiaskan sisik hitam: tunggir putih. Betina: tanpa warna merah.
  13. Pelatuk pangkas (Blythipicus rubiginosus). Jantan: paruh gading: tengkuk merah: punggung merah padam tua. Betina: sedikit warna merah; sayapnya bergaris-garis keabu—abuan pucat.
  14. Pelatuk hijau (Picus vittatus). Jantan: topi merah; pipi kebiruan; tunggir kuning; bagian bawahnya berhiaskan sisik hijau zaitun. Betina: mempunyai mahkota hitam.
  15. Pelatuk muka-kelabu (Picus canus). Muka abu-abu; tengkuk hitam; bagian atas merah padam; tunggir jingga. Mahkota pada jantan merah dan pada betina hitam.
  16. Pelatuk kuduk-kuning (Picus flavnuca). Tidak ada warna merah; jambul dan tenggorokan kuning; sayap coklat bergaris hitam. Betina mempunyai daerah malar lebih suram dan tenggorokannya lebih bercoret.
  17. Pelatuk sayap-merah (Picus punnicus). Sayap merah padam; tenggorokan kuning; bergaris tidak jelas pada sisi lambung. Betina: tanpa setrip malar merah, mahkota merah padam, dan jambul kuning.
  18. Pelatuk jambul-kuning (Picus Chlorolophus). Dahi merah: setrip malar merah dan putih; jambul kuning; sisi lambung bergaris putih. Betina: dahi dan setrip malarnya sedikir merah.
  19. Pelatuk kumis-kelabu (Picus mentalis). Jantan: berkerah coklat berangan; berjambul kuning; sayap merah; tenggorokan bercorak papan carur. Betina: mempunyai daerah malar berwarna coklat.
  20. Pelatuk merah (Picus miniaceus). Muka berwarna merah karat; jambul kuning; sayap merah; bagian bawah bergaris. Betina: pada sisi wajahnya berwarna merah.
  21. Pelatuk kelabu-besar (Mulleripicus pulcerulentus). Berukuran besar; bulu utama abu-abu. Betina: tanpa bercak merah.
  22. Pelatuk kundang (Reinwardtipicus validus). Jantan: jambul dan bagian bawah berwarna merah; punggung jingga. Betina: kepala dan bagian bawah berwarna coklat; punggung berwarna krem.
  23. Pelatuk tunggir-emas (Chrysocolaptes ludicus). Kepala bersetrip; terdapat dua setrip malar hitam yang sempit; punggung keemasan. Jantan: mahkota dan jambul merah. Betina: mahkota hitam dengan bintik putih. (a) Cl. strictus (Jawa Timur dan Bali): betina mempunyao topi kekuningan.
Terimakasih sudah mampir di blog yang sederhana ini, semoga informasi ini Bermanfaat dan kita lebih tahu lagi tentang dunia hewan terutama Burung pelatuk, see you..


Tuesday, 9 July 2019

Pemilik Pusaka Harus Lakukan Ini | PENTING!!

Sikap Batin Pemilik Keris-Keris adalah karya senirupa yang indah. Keris juga mengandung falsafah jawa yang tinggi nilainya. Hal ini tergambar dalam bentuk dhapur dan motif pamornya yang merupakan doa dan harapan empu kepada pemilik keris. Maka dari itu, pemilik keris pusaka sepatutnya dan seharusnya adalah orang yang sudah matang jiwa spiritual nya.

Dalam kehidupan sehari hari, jika pemilik keris tidak disiplin menjalankan laku tirakat sebagaimana tergambar dalam kerisnya yang mengandung falsafah dan doa, maka keris miliknya itu hanya akan menjadi keris hiasan saja.

andryndrays.blogspot.com

Secara batiniah, laku tirakat yang selama ini dijalankan akan menjadikan kita untuk pasrah, berperilaku baik, dan selalu ikhlas menjalani takdir. Kita belajar dari filosofi keris. Mulai bilah sampai sarungnya mengandung nilai-nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Beberapa lelaku yang harus dijalani Pemillik Pusaka agar memiliki jiwa spiritual yang matang dan kuat / cocok memegang pusaka yaitu :
  • Dharma Brata yaitu lelaku yang mengutamakan asas manfaat diri untuk orang lain, diantaranya ialah mengutamakan kenyamanan orang disekelilingnya.
  • Dana Brata yaitu kerelaan dan keikhlasan menyisihkan apa yang kita miliki untuk diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
  • Tarak Brata yaitu lelaku memilih dan memilah makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Selain itu juga janganlah kita mengejek atau memberikan komentar yang bersifat negatif terhadap semua makanan yang kita konsumsi.
  • Lelana Brata yaitu lelaku silaturahmi atau menyambung persaudaraan dan mudah memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
  • Tapa Brata yaitu lelaku yang bersifat pribadi antara manusia dengan Sang Pencipta sesuai dengan keyakinan yang dianutnya. Salam Rahayu
Itulah lelaku yang harus dijalani Pemillik Pusaka agar memiliki jiwa spiritual yang matang dan kuat / cocok untuk memegang pusaka. thanks so much udah sempat baca di Blog AndryNdray Semoga Bermanfaat, Amiin.

Wednesday, 3 July 2019

Rahasia Kebijakan yang Tersimpan pada Keris

Aspek Intangible Keris~Keris........ 
Rahasia Keris
Sinengker Karana Aris (Rahasia Kebijakan yang tersimpan) Keris dan Tosan Aji adalah warisan budaya yang spesifik didunia yang telah diakui Unesco.Dibalik sebuah keris, terkandung nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan...., jadi budaya keris tidak hanya dipahami dari trend bentuknya saja, tetapi keris juga harus dipahami secara intangible yang menyertainya seperti :

~ Aspek Sejarah Keris itu sendiri :Berawal dari Budaya di Jawa menyebar keseluruh Nusantara dan sebagian Asia Tenggara khususnya pada era kejayaan Imperium Majapahit dan sekarang telah menjadi warisan budaya dunia yang harus kita lestarikan bersama..........., 
Catatan tentang keris dapat ditemui didalam tulisan babat, legenda dan buku-buku padhuwungan yang secara ilmiah sumber-sumber penulisannya selalu berkaitan dengan artefak budaya seperti relief pada candi-candi di Jawa dan prasasti-prasasti peninggalan sejarah.......,
Pada masa perjuangan kemerdekaan, keris juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh sejarah pada jamannya seperti ken Arok, Pangeran Diponegoro, Jendral Soedirman dll.

~ Aspek Teknik Metalurgi :Nenek moyang kita tempo dulu ternyata telah menguasai ilmu metalurgi yang tinggi, terbukti dengan kemampuan mereka menyatukan bahan-bahan material pamor, besi dan baja serta beberapa logam yang heterogen dengan titik didih yang berbeda-beda hanya menggunakan cara tradisional.

~ Aspek Filosofi/Simbolisme :Pakem dibuatnya dhapur keris serta pamor sebagai pengharapan tercapainya tujuan dan harapan :Curigo manjing warongkoWarongko manjing curigoJumbuhing kawulo Gusti…….,Menyatunya pesi dengan ganja sebagai lambang bersatunya lingga dan yoni merupakan lambang kekuatan/lambang kelestarian/lambang keabadian dan lambang kesuburan.Keris juga kadang diberi tanda khusus oleh Mpu Pembuatnya sebagai lambang sandi terhadap hasilkaryanya.

~ Aspek Seni :Bentuk keris yang a-simetris dan unik merupakan seni keindahan yang tiada duanya didunia, apalagi keris-keris luk yang menggabungkan keindahan dengan usaha memaksimalkan fungsi teknis sebagai senjata tikam, serta motif-motif pamor dan rancang bangun yang dituangkan dalam media seni rupa.

~ Aspek Tradisi :Dalam masyarakat Jawa ada beberapa tradisi khusus terhadap keris yang selalu dijalankan secara turun-temurun misalnya di keraton Jogjakarta Keris Joko Piturun dianggap sebagai lambang legitimasi estafet kepemimpinan kerajaan…..,Pemberian keris kepada menantu laki-laki (kancing gelung) adalah sebagai tanda diikhaskanputrinya……,Tradisi pembangkitan/pengisian kembali tuah pusaka seperti pasupati/tumpak landep di Bali dan upacara sidhikara pusaka di Jawa dll.

~ Aspek Mistik :Bermula dari kebanggaan atas ditemukannya teknologi besi tempa yang dianggap sebagai anugerah dari dewa, maka pembuatan keris disertai upacara-upacarakhusus, akhirnya muncul kepercayaan bahwa Mpu Pembuatnya sakti, karena melahirkan senjata-senjataampuh untuk para Raja, Ksatria, bangsawan, petani dll,

~ Aspek Fungsi Sosial :Awal mulanya keris secara teknis berfungsi sebagaisenjata tikam, dalam perkembangan waktu berubah sebagai senjata piandel untuk mempertebal keyakinan / kepercayaan diri…………., dan dengan mulai majunya peradaban maka didalam lingkup sosial keris berfungsi juga sebagai penanda status sosial, kepangkatan, penggolongan profesi dan sebagai pelengkap busana, bahkan dalam perkembangan selanjutnya keris juga difungsikan sebagai cendera mata untuk persahabatan antar kerajaan.