Skip to main content

Gerakan Pemuda JONG JAVA


Jong Java atau dalam bahasa Indonesianya Orang Jawa, mari kita bahas awal mula, asal muasal jong java indonesia :
a.    Trikoro Dharmo (Jong Java)
               Didirikan pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta. Anggotanya terdiri dari anak-anak sekolah menengah yang berasal dari Pulau Jawa dan Madura. Trikoro Dharmo berarti Tiga Tujuan Mulia, yakni sakti, budi, dan bakti. Tujuan organisasi Trikoro Dharmo adalah:
  • Menambah pengetahuan umum bagi anggota-anggotanya.
  • Memperkukuh rasa persatuan dan kesatuan di anatara pemuda-pemuda Jawa,Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
  • Mempererat tali hubungan antara murid-murid bumiputra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan.
  • Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia.

             Tikoro Dharmo diubah namanya menjadi Jong Java pada kongres pertama yang diselenggarakan pada tahun 1918.

b.    Jong Sumatranen Bond
                     Didirikan pada tanggal 9 Desember 1917. Dibentuk oleh para pelajar di Sumatera. Tujuan Jong Sumatranen Bond adalah:
·         Membangkitkan perhatian anggota anggotanya dan orang luar untuk menghargai adat istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian, dan sejarah Sumatera.
·         Mempererat ikatan persaudaraan antara pemuda pelajar Sumatera dan membangkitkan perasaan bahwa mereka dipanggil untuk menjadi pemimpin dan pendidik bangsanya.

c.    Perkumpulan Pemuda Daerah Lainnya
                        Berdirinya Jong Java dan Jong Sumatranen Bond menjadikan suku suku bangsa lainnya juga tidak mau ketinggalan. Mereka ikut mendirikan organisasi perkumpulan pemuda, antara lain Jong Ambon (1918), Jong Minahasa, Jong Celebes (1919), dan Pemuda Sunda atau Sekar Rukun (1920).

Perkembangan organisasi yang bersifat kedaerahan dan yang bersifat Nasional
A. Organisasi pemuda yang bersifat kedaerahan
Lahir dan berkembangnya perkumpulan-perkumupulan atau organisasi-organisasi pemuda yang berasas kedaerahan merupakan hal yang wajar serta tidak mengherankan lagi. Pemuda-pemuda dari suatu daerah tentu saja merasa dirinya lebih dekat dan lebih akrab dengan pemuda-pemuda sesuku atau sedaerah dari pada dengan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah atau suku lain.

 Pengertian nasionalisme Indonesia pada saat itu masih samar-samar, belum sejelas dan sekongkrit seperti sekarang. Kata Indonesia sendiri pada masa itu juga masih belum begitu dikenal seperti sekarang. Belum ada yang tahu dengan pasti wilayah mana dan mana batas-batas negeri yang disebut Indonesia. Semuanya itu masih samar-samar, masih belum sejelas dan sekonkrit sekarang. Oleh karena itu, maka tidaklah terlalu mengherankan jikalau perkumpulanperkumpulan atau organisasi-organisasi pemuda pada masa itu masih berasas kedaerahan. (Sagimun 1989:73).

 Adapun organisasi-organisasi pemuda yang berasas kedaerahan adalah sebagai berikut :

1.      Trikorodarmo yang kemudian menjadi Jong Java.
 Organisasi ini didirikan pada 7 Maret 1915 di Jakarta atas inisiatif para pemuda seperti Satiman, Kadarman, dan Sumardi. Organisasi ini merupakan organisasi pemuda pertama di Indonesia. Tri Koro Darmo berarti Tiga Tujuan Mulia, yaitu Sakti, Budi, dan Bakti. Tri Koro Darmo didirikan dan diresmikan di gedung STOVIA. Organisasi berawal dari anak-anak sekolah menengah dari Jawa Madura yang bersekolah di Jakarta. Pada tahun 1918, nama Tri Koro Darmo diganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) sehingga anggotanya terbuka bagi seluruh pemuda Jawa termasuk dari Jawa Barat. Organisasi ini mempunyai asas dan tujuan, yaitu:
  1. Menimbulkan pertalian diantara murid-murid bumiputera dan sekolah-sekolah menengah dan kursus-kursus kejuruan.
  2. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya.
  3. Membangkitkan dan mempertajam perasaan buat segala bahasa dan kebudayaan Hindia (Indonesia). (Sudiyo 2002:46).
Tri Koro Darmo atau Jong Java mulai maju serta berkembang. Perkumpulan atau organisasi pemuda ini dengan cepat mempunyai cabangcabangnya diberbagai kota besar pulau Jawa. Anggota-anggota Jong Java adalah pemuda-pemuda pelajar yang berasal dari daerah Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok. Jadi Jong Java berusaha membina persatuan dan persaudaraan JawaRaya melalui suatu ikatan dikalangan pemuda-pemuda pelajar yang disebut Jawa Raya, yakni daerah Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok. Daerah-daerah tersebut memang meiliki kebudayaan yang sama yang disebut dengan “ HindoeJavaansch Cultuur”. Artinya kebudayaan Hindu-Jawa. (Sagimun 1989:78 ).
Tujuan lain dibentuknya Jong Java berusaha memajukkan anggotaanggotanya serta menimbulkan rasa cinta terhadap bahasa dan kebudayaan sendiri. Kegiatan utama Jong Java adalah dibidang kebudayaan dan kesenian. Jong Java merupakan perkumpulan atau organisasi pemuda yang tidak mencampuri urusan politik dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan atau propaganda politik. Mereka sangat hati-hati dan tidak cepat bergerak kearah politik. Namun derasnya pergerakan politik yang terjadi di Batavia tentang gerakan kebangsaan Indonesia. Maka Jong Java tidak bisa menghindari pengaruh pergerakan politik yang bergejolak itu. 
Tujuan ini adalah untuk mencapai Jawa-Raya, dengan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda Jawa, SUnda, Madura, Bali, dan Lombok. Namun mengingat semakin banyak pemuda yang berminat masuk menjadi anggota, maka akhirnya Tri Koro Dharmo membuka kesempatan pemuda-pemuda dari berbagai pulau. Dengan kesempatan yang diberoikan ini, banyak pemuda dari sumatera masuk menjadi anggota Tri Koro Dharmo. Walaupun hal tersebut terjadi hanya untuk sementara.
Dengan berprinsip seperti itu, maka pada tanggal 12 Juni 1918, nama Tri Koro Dharmo di ubah namanya menjadi “Jong Java”. Selanjutnya diikuti oleh pemuda-pemuda dari daerah laindengan mendirikan organisasi pemuda sesuai dengan asla nama daerahnya.

2.      Jong Sumatranen Bond
            Jong Sumatranen Bond berdiri pada tanggal 2 Desember 1917 di Jakarta. Organisasi ini didirikan oleh para pemuda pelajar yang berasal dari Pulau Sumatera. Seperti juga Tri Koro Darmo, Jong Sumatranen Bond juga didirikan di Gedung STOVIA Jakarta. (Sagimun 1989:79). Keadaan Batavia atau Jakarta sebagai pusat pendidikan, ekonomi, politik serta sosial budaya, memungkinkan organisasi-organisasi pemuda lahir dan berkembang pusat disana.
Organisasi pemuda kedaerahan tersebut sangat berhati-hati dan tidak cepat bergerak kearah politik. Pergerakan untuk melawan penjajah tidak lagi berjuang secara fisik, melainkan berjuang secara moral. Jadi tidak ada lagi perang fisik melainkan berjuang melalui semangat persatuan dan kesatuan yang dapat dibina melalui pendidikan.
Tujuan dari organisasi ini adalah mempererat  hubungan dan persaudaraan antara pemuda-pemuda pelajar yang berasal dari pulau Sumatera. Dalam kegiatannya, Jong Sumatranen Bond berusaha mendidik para pemuda yang berasal dari Sumatera untuk menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Kepada pemuda ditanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri.
            Adapun tujuannya adalah sebagai berikut:
  1. Mempererat persaudaraan pemuda pelajar dari Sumatra dan membangkitkan perasaan bahwa mereka terpanggil untuk menjadi pemimpin dan pendidik bangsa.
  2. Membangkitkan perhatian anggotanya dan orang luar untuk menghargai adat istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian, dan sejarah Sumatra Untuk mencapai tujuan itu, dilakukan usaha-usaha sebagai berikut :
  1. Menghilangkan perasaan prasangka etnis di kalangan orang-orang Sumatra
  2. Memperkuat perasaan saling membantu.
  3. Bersama-sama mengangkat derajat penduduk Sumatera dengan alat propaganda, kursus, dan ceramah-ceramah.
 Berdirinya Jong Sumateranen Bond dapat diterima oleh para pemuda Sumatra yang berada di kota-kota lainnya. Oleh karena itu, dalam waktu singkat organisasi ini sudah mempunyai cabang di Bogor, Serang, Sukabumi, Bandung, Purworejo, dan Bukittinggi. Dari organisasi inilah kemudian muncul tokoh-tokoh nasional, seperti Moh. Hatta, Muh. Yamin, dan Sutan Syahrir. Makin tebalnya jiwa nasional di kalangan pemuda Sumatera menyebabkan nama Jong Sumateranen Bond yang menggunakan istilah Belanda diubah menjadi Pemoeda Soematera. (Mustofa-dkk 2009:202).

3.      Jong Minahasa
Setelah lahir dan berkembangnya Jong Java dan Jong Sumatranen Bond, pada tahun 1918 pemuda-pemuda yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara, mendirikan perkumpulan atau organisasi pemuda yang terkenal dengan nama Jong Minahasa atau pemuda Minahasa. Pemuda Minahasa sering pula disebut pemudapemuda Manado, tujuan didirikan organisasi ini adalah menggalang dan mempererat persatuan dan tali persaudaraan di kalangan para pemuda pelajar yang berasal dari Minahasa. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Jong Minahasa bergerak di bidang kesenian, olahraga dan social budaya. Tokoh Minahasa antara lain adalah, G.R Pantouw. (Sagimun 1989:83)

4.      Jong Celebes
  Jong Celebes adalah organisasi pemuda yang menghimpun para pemuda pelajar yang berasal dari Selebes atau Pulau Sulawesi. Jong Celebes berusaha mengimpun pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi dari seluruh pulau Sulawesi seperti pemuda-pemuda suku Minahasa, suku Sangir, suku Bolang Mongondow, suku Gorontalo, bahkan juga dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Jadi, Jong Celebes lebih luas jangkauan dan cakrawalanya daripada Jong Minahasa. Jikalau Jong Minahasa masih bersifat lokal, maka Jong Celebes bersifat regional.  Maksud dan tujuannya ialah mempererat rasa persatuan dari tali persasudaraan di kalangan pemuda pelajar yang berasal dari Pulau Sulawesi.
Tokoh-tokoh Jong Celebes  misalnya Arnlod Monotutu, Waworuntu, dan Magdalena Mokoginta (yang kemudia dikenal dengan Ibu Sukanto, Kepala Kepolisian Wanita Negara RI pertama). (Sagimun 1989:83-84).

5.      Jong Bataks Bond
Jong Bataks Bond merupakan organisasi atau perkumpulan yang didirikan oleh pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Batak. Jong Bataks Bond artinya perserikatan atau perhimpunan pemuda-pemuda Batak. Maksud dan tujuan Jong Bataks Bond adalah membina persatuan dam mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari tanah Batak. Tujuan ini merupakan cita-cita awal mereka sebelum berkembangnya organisasi-organisasi pemuda di Batavia.
Jong Bataks Bond juga berusaha agar anggota-anggotanya di samping memajukan pelajarannya juga mencintai kebudayaannya sendiri. Jong Bataks Bond juga bergerak terutama di bidang social budaya dan tidak mau mencampuri urusan politik. Tokoh Jong Batak Bond antara lain adalah Amir Syarifudin. (Sagimun 1989:85)

6.      Sekar Rukun
Sekar Rukun merupakan organisasi atau perkumpulan Pemuda-pemuda yang berasal dari Pasundan atau Parahiyangan (Jawa Barat). Sekar berarti bunga atau kusuma. Yang dimaksud dengan sekar, bunga atau kusuma disini tentu saja sekar, bunga atau kusuma bangsa atau pemuda. Memang pemuda adalah harapan bangsa, sekarnya atau bunganya bangsa.
Jadi Sekar Rukun dimaksudkan sebagai organisasi atau perkumpulan pemuda-pemuda yang rukun. Mereka tidak mau bergabung dengan Jong Java, karena mereka ingin berdiri sendiri. Maksud dan tujuan Sekar Rukun adalah membina persatuan atau kerukunan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Pasundan atau Parahiangan. Sekar Ruku juga berusaha menambah dan memajukkan pengetahuan serta mencintai bahasa dan kebudayaan dari daerah mereka. Kegiatan Sekar Rukun bergerak dibidang sosial budaya dan kesenian.

7.      Jong Ambon
Pemuda-pemuda dari Ambon (Maluku) juga tidak mau kalah dan tidak mau ketinggalan dari pemuda-pemuda dari daerah lain. Mereka juga mendirikan sebuah organisasi atau perkumpulan pemuda yang mereka namakan dan kemudian terkenal dengan nama Jong Ambon. Artinya Ambon Muda atau pemuda-pemuda Ambon. maksud membina persatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Ambon. Jong Ambon bergerak terutama di bidang social Budaya, khususnya di bidang olah raga, seni music dan seni suara. Tokoh Jong Ambon yang terkenal antara lain adalah J. Leimena. (Sagimun 1989:85).

8.      Pemuda Kaum Betawi.
Pemuda Kaum Betawi merupakan organisasi atau perkumpulan yang didirikan Pemuda-pemuda penduduk asli Jakarta yang sering pula disebut dan menamakan dirinya orang-orang atau kaum Betawi. Sehingga organisasi mereka dinamakan Pemuda Kaum Betawi.
Maksud dan tujuan Pemuda Kaum Betawi membina persatuan dan mempererat tali persaudaraan di kalangan pemuda-pemuda penduduk asli Jakarta atau Batavia. Pemuda Kaum Betawi juga berusaha memajukan pelajaran serta bergerak di bidang sosial budaya. Salah seorang tokoh Pemuda Kaum Betawi yang terkenal adalah Mohammad Husni Thamrin yang kemudian terkenal pula di Volksraad sebagai seorang nasionalis yang disegani baik oleh kawan maupun oleh lawan. (Sagimun 1989:85).

9.      Jong Timoreesch Verbond
Pemuda-pemuda yang berasal dari daerah Timur (Nusa Tenggara Timur) mendirikan sebuah organisasi atau perkumpulan pemuda yang mereka namakan dan kemudian terkenal dengan nama Jong Timoreesch Verbond. Artinya perserikatan pemuda-pemuda timur. Maksud dan tujuan organisasi ini juga bergerak dibidang sosial budaya. Tokoh Jong Timoreesch Verbond yang terkenal adalah J.W. Amalo.
Demikian beberapa organisasi atau perkumpulan pemuda yang masih berasas dan bersifat kedaerahan atau regional. Cakrawalanya masih sangat sempit dan baru meliputi sebuah daerah yang sempit yang disebut daerah, provinsi atau suku.
Organisasi-organisasi pemuda berasas kedaerahan dalam perjalanannya sangat berhat-hati dan tidak cepat bergerak ke arah politik. Hal ini sangat beralasan karena pengalaman sebelum-sebelumnya organisasi yang bergerak dibidang politik akan diawasi secara ketat oleh pemerintah Kolonial Belanda. Namun derasnya arus pergerakan politik dalam gerakan kebangsaan Indonesia merubah haluan pemikiran organisasi-organisasi yang berkembang saat itu.

Dari pengalaman tersebut, maka organisasi pemuda lebih menitikberatkan semangat kedaerahan. Pada waktu itu semangat kedaerahan masih sangat diperlukan karena semangat persatuan nasional belum terbentuk. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pergerakan untuk melawan penjajah tidak hanya dilakukan oleh pemuda jawa saja, tetapi daerah-daerah lain merasa tidak senang terhadap pemerinta Kolonial Belanda. Perjuangan melawan penjajahan tidak dilakukan melalui kontak fisik, melainkan berjuang secara moral, yang dibina melalui pendidikan.

Organisasi-organisasi pemuda sebelum tercetusnya sumpah pemuda hanya bergerak serta berorientasi di dalam tatanan wilayah masing-masing. Wadah pemersatu organisasi-organisasi yang berkembang saat itu masih jauh dari harapan serta belum berkembangnya konsep persatuan nasional.

Semangat persatuan yang digaungkan organisasi-organisasi pemuda hanya semangat persatuan daerah, ini terlihat jelas dari tujuan dibentuknya organisasiorganisasi pemuda itu. Semua bertujuan memajukan serta memperbaiki daerah masing-masing.

Organisasi-organisasi atau perkumpulan-perkumpulan pemuda itu belum meliputi dan berorientasi seluruh Nusantara dan belum bersifat, berjiwa serta bercita-cita nasional Indonesia. Namun organisasi pemuda itu sudah merupakan organisasi yang sudah mempunyai anggota-anggota dan pengurus-pengurus yang tetap. Ada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta pembagian kerja yang tertib bahkan teratur di antara pengurus-pengurusnya. Meskipun masih sangat sederhana, namun organisasi itu sudah mempunyai asas, maksud tujuan, rencana program kerja yang disusun bersama dan sebagainnya.

Tercetusnya “Sumpah Pemuda” dari hasil Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Para pemuda dalam organisasi ini sudah berani menggunakan pemikiran politik secara terbuka. Hal ini karena dipengaruhi oleh kejadian-kejadian sebelumnya, antara lain:
  1. Pemberontakan PKI yang gagal, mengakibatkan banyaknya para tokoh pergerakan nasional baik komunis maupun non komunis di tangkap.
  2. Munculnya pergerakan pemuda-peuda yang bersikap kooperatif (mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda)dan non-kooperatif (tidak mau bekerja sama dengan pemerintah kolonial Belanda).
  3. Banyaknya para anggota Perhimpunan Indonesia (PI) yang pulang dari negeri Belanda, karena di Eropa merasa tidak aman dan dikejar-kejar oleh pemerintah di Nederlandsch.
  4. Berdirinya partai-partai politik yang melancarkan pergerakan melalui kooperatif dan non-kooperati sejak tahun 1927.

Terimakasih Sudah Membaca

Comments

Popular posts from this blog

Merancang Pembelajaran Diferensiasi

 

JURNAL PEMBELAJARANKU - PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENDIDIKAN INKLUSIF ITU MUDAH BUKAN?)

 

Makna Spiritual Keris Lurus dan Keris Luk

Dari bentuknya, secara garis besarnya, ada 2 macam jenis keris, yaitu keris lurus dan keris ber-luk (lekuk). Bentuk bilah keris, bisa menunjukkan makna spiritual kerisnya. Jadi oleh empu pembuatnya, bentuk luk keris memang sengaja dibuat dengan tujuan simbolisasi spiritualitas. Berbagai jenis keris pada dasarnya merupakan senjata yang bersifat pusaka (bernilai pribadi secara psikologis bagi pemiliknya) dan menjadi senjata pamungkas dalam penggunaannya. Keris Lurus. Jenis keris lurus adalah pada awalnya jenis yang paling sederhana dalam bentuknya. Namun sesuai perkembangan jaman bentuk lurusnya tidak lagi sederhana, karena dihiasi dengan bermacam-macam motif pamor, dapur keris dan hiasan. Jenis keris lurus mengandung sisi spiritual dalam pembuatannya sebagai lambang kelurusan hati, kepercayaan diri dan mental yang kuat, keteguhan hati pada tujuan dan sarana pemujaan kepada Sang Pencipta. Sesuai sifat kerisnya itu, si pemilik keris diharapkan selalu menjaga kelurusan dan keteguhan hati...