Wednesday, 3 July 2019

Rahasia Kebijakan yang Tersimpan pada Keris

Aspek Intangible Keris~Keris........ 
Rahasia Keris
Sinengker Karana Aris (Rahasia Kebijakan yang tersimpan) Keris dan Tosan Aji adalah warisan budaya yang spesifik didunia yang telah diakui Unesco.Dibalik sebuah keris, terkandung nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan...., jadi budaya keris tidak hanya dipahami dari trend bentuknya saja, tetapi keris juga harus dipahami secara intangible yang menyertainya seperti :

~ Aspek Sejarah Keris itu sendiri :Berawal dari Budaya di Jawa menyebar keseluruh Nusantara dan sebagian Asia Tenggara khususnya pada era kejayaan Imperium Majapahit dan sekarang telah menjadi warisan budaya dunia yang harus kita lestarikan bersama..........., 
Catatan tentang keris dapat ditemui didalam tulisan babat, legenda dan buku-buku padhuwungan yang secara ilmiah sumber-sumber penulisannya selalu berkaitan dengan artefak budaya seperti relief pada candi-candi di Jawa dan prasasti-prasasti peninggalan sejarah.......,
Pada masa perjuangan kemerdekaan, keris juga dikaitkan dengan tokoh-tokoh sejarah pada jamannya seperti ken Arok, Pangeran Diponegoro, Jendral Soedirman dll.

~ Aspek Teknik Metalurgi :Nenek moyang kita tempo dulu ternyata telah menguasai ilmu metalurgi yang tinggi, terbukti dengan kemampuan mereka menyatukan bahan-bahan material pamor, besi dan baja serta beberapa logam yang heterogen dengan titik didih yang berbeda-beda hanya menggunakan cara tradisional.

~ Aspek Filosofi/Simbolisme :Pakem dibuatnya dhapur keris serta pamor sebagai pengharapan tercapainya tujuan dan harapan :Curigo manjing warongkoWarongko manjing curigoJumbuhing kawulo Gusti…….,Menyatunya pesi dengan ganja sebagai lambang bersatunya lingga dan yoni merupakan lambang kekuatan/lambang kelestarian/lambang keabadian dan lambang kesuburan.Keris juga kadang diberi tanda khusus oleh Mpu Pembuatnya sebagai lambang sandi terhadap hasilkaryanya.

~ Aspek Seni :Bentuk keris yang a-simetris dan unik merupakan seni keindahan yang tiada duanya didunia, apalagi keris-keris luk yang menggabungkan keindahan dengan usaha memaksimalkan fungsi teknis sebagai senjata tikam, serta motif-motif pamor dan rancang bangun yang dituangkan dalam media seni rupa.

~ Aspek Tradisi :Dalam masyarakat Jawa ada beberapa tradisi khusus terhadap keris yang selalu dijalankan secara turun-temurun misalnya di keraton Jogjakarta Keris Joko Piturun dianggap sebagai lambang legitimasi estafet kepemimpinan kerajaan…..,Pemberian keris kepada menantu laki-laki (kancing gelung) adalah sebagai tanda diikhaskanputrinya……,Tradisi pembangkitan/pengisian kembali tuah pusaka seperti pasupati/tumpak landep di Bali dan upacara sidhikara pusaka di Jawa dll.

~ Aspek Mistik :Bermula dari kebanggaan atas ditemukannya teknologi besi tempa yang dianggap sebagai anugerah dari dewa, maka pembuatan keris disertai upacara-upacarakhusus, akhirnya muncul kepercayaan bahwa Mpu Pembuatnya sakti, karena melahirkan senjata-senjataampuh untuk para Raja, Ksatria, bangsawan, petani dll,

~ Aspek Fungsi Sosial :Awal mulanya keris secara teknis berfungsi sebagaisenjata tikam, dalam perkembangan waktu berubah sebagai senjata piandel untuk mempertebal keyakinan / kepercayaan diri…………., dan dengan mulai majunya peradaban maka didalam lingkup sosial keris berfungsi juga sebagai penanda status sosial, kepangkatan, penggolongan profesi dan sebagai pelengkap busana, bahkan dalam perkembangan selanjutnya keris juga difungsikan sebagai cendera mata untuk persahabatan antar kerajaan.

Friday, 3 May 2019

Fungsi Dan Peranan Keris Dalam Masyarakat Jawa~

Beberapa Fungsi Dan Peranan Keris Dalam Masyarakat Jawa

1. Spriritual-Religius, keris pada mulanya merupakan sebuah sarana sesaji.Keris merupakan perlambang dan memiliki muatan-muatan religius yang dapat di lihat dari bentuk dapur (tiap-tiap rincikan) dan pamornya.Keris di anggap sebagai pertemuan antara sang guru bakal (pasir bsi dari bumi) dan guru dadi (batu meteor yang jatuh dari langit) sehingga merupakan satu konp yang mendasar dari bersatunya hamba dan Tuhannya (curigo manjing warongko jumbuhing kawula lan gusti) sebagai sarana sesaji hingga saat ini masih dapat di lihat pada upacara-upacarakeagamaan di Jawa dan Bali.

2. Psikologis, keris memiliki kekuatan motivasi dan dampak psikologis yang mempengaruhi perilaku.Keris merupakan sebuah aturan/norma/angger-angger yang tervisual, sehingga keris mampu mempengaruhi prilaku pemiliknya.Seseorang menjadi pemberani karena memiliki Keris Pasopati misalnya dalam Babad Tanah Jawi di ceritakan keberanian arya penangsang dengan keris Setan Kober nya.

3. Politik, memiliki peranan dalam percaturan politik kerajaan-kerajaan di Nusantara.Sumber-sumber sejarah banyak menceritakan peranan keris dalam politis kerajaan di tanah jawa,misalnya PakuBuwono 2 sesudah perjanjian Giyanti th 1756 memberikan keris Kyai Kopek padaMangkubumi untuk mengakui kedaulatan Kasultanan Yogyakarta, salah satu syarat Mangkunegoro menjadi raja di mangkunagaran tidak memperbolehkan membuat senjata atau memiliki empu keris.

4. Status Sosial, keris mewakili kedudukan dan status personal dalam masyarakat.Keris merupakan salah satu sarana menentukan strata sosial dalam masyaraka hal ini dapat dilihat dari pemakaian/kepemilikan keris tertentu misalnya dapur Kebo Lajer untuk petani, dapur Pasopati untuk prajurit, dapur Sangkelat untuk bangsawan/raja…

5. Media Komunikasi, keris mampu membawa muatan pesan yang dapat ditangkap isinya dalamsistem budaya masyarakat jawa.Mengenakan keris dengan gaya tertentu dapat dilihat niatnya, misalnya mengenakan keris dengan di ‘semungkep’ bererti untuk melayat, mengenakan dengan cara ‘nyote’ bererti akan berperang.

6. Magic / Mistik, kekuatan mistik masih diyakini oleh sebagian masyarakat.Keris di nusantara terutama di Jawa di yakini memiliki kekuatan mistik, sumber-sumber sejarah menuliskan kehebatan keris Kyai Ginje, kehebatan keris Kyai Sangkelat, dll.

7. Estetik & Artistik, keris menjadi medium ekspresikesenianKeris di ciptakan atas dasar kaedah-kaedah keindahan di mana sang empu berekspresi melalui dapur dan pamornya.

8. Komoditi ekonomi, keris diproduksi dan diperjualbelikan dari dulu hingga sekarang.

9. Pelengkap Busana, keris bagian acessories busana tradisi.

Saturday, 24 February 2018

Pemaharan pada Keris

Ada yang harus diperhatikan ketika kita ingin membeli (pemaharan) sebuah keris / tosan aji, pemilihan keris / tosan aji dengan berpijak pada 14 kriteria, yaitu;
1. Tuh : Keutuhan
2. Si: Kualitas besi
3. Rap: Garap
4. Mor: Pamor
5. Puh: Sepuh (Merujuk pada faktor usia)
6. Jo: Kualitas baja
7. Ngun: Wangun (keindahan akan estetika)
8. Dha: Dhapur (tipologi bentuknya)
9. Ta: tantingan
10. Ting: denting suara
11. Ka: Kelangkaan
12. Rah: Sejarah tosan aji tersebut
13. Mpu: Empu pembuat
14. Ngguh: Tangguh jaman dan Mungguh, harmoni, keselarasan akhir.

andryndrays.blogspot.com

Selain itu ada spek lain yang menjadikan nilai tambah sebuah keris yakni:
1. Warangka, semisal warangka Timoho yang berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
2. Pendok , yang harganya bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan.
3. Mendak, yang harganya bervariasi.
4. Pegangan keris (handle) yang bisa terbuat dari gading bisa berharga mahal.

Menjaga Stabilitas Nilai Ekonomi dalam Tosan Aji
Cara menjaga stabilitas Nilai Ekonomi Tosan Aji agar tidak menjadi “Trend Musiman” adalah dengan melakukan “SINERGI” bersama-sama antara Empu/Pengrajin, Pedagang, Pembeli dan Paguyuban Tosan Aji. Ada 4 Pola Skema Sinergi Bersama :
 
  • Pola Dari titik terkecil lingkaran pertama yakni Empu / Perajin adalah titik awal keberadaan   Keris.
Dari tangan-tangan hebat para Empu ini lahirlah Mahakarya yang luar biasa.
  • Pola lingkaran kedua yakni adalah para Pedagang / Penjual.
Dari para pedagang inilah Keris tersebut dipasarkan menjadi sebuah komoditi. Sehingga terjalin hubungan simbiosis mutualisme antara Pedagang dan Empu.
  • Pola lingkaran ketiga adalah para Pembeli / kolektor.
Dari tangan para pedagang akhirnya Keris dibeli oleh para Pembeli / Kolektor pecinta Keris.
  • Pola lingkaran yang keempat adalah Paguyuban.
Paguyuban merupakan bentuk kehidupan bersamadimana anggota-anggotanya diikat dalam hubungan batin bersifat alamiah dan bersifat kekal.

Dasar hubungan adalah rasa cinta dan persatuan batin yang juga bersifat nyata dan organis sebagaimana dapat diumpamakan peralatan hidup tubuh manusia atau hewan. Para anggota paguyuban dipersatukan dan disemangati dalam perilaku sosial mereka oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. Dengan kata lain bahwa mereka sehati dan sejiwa.

Demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan Paguyuban Keris dan Tosan Aji dalam Bisnis Tosan Aji memainkan peranan penting sebagai bentuk penyatuan antara Empu, Pedagang, dan Pembeli yang disatukan ikatan PERSAUDARAAN. Dengan adanya sinergi keempat elemen Tosan Aji tersebut maka diharapkan dapat semakin menggugah rasa bangga terhadap Keris dan Tosan Aji Nusantara lainnya. Salam Rahayu !!!